Terbesar dari China, Impor Maret Meroket USD 20,59 Miliar

RISKS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Maret 2023 melejit mencapai usd 20,59 miliar atau naik 29,33 persen dibandingkan Februari 2023.

“Dalam 3 tahun terakhir pertumbuhan impor bulan Maret selalu naik secara month to month,” kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Bacaan Lainnya

Secara lebih rinci, impor migas Maret 2023 mengalami kenaikan 25,28 persen (mtm) atau mencapai 3,02 miliar dolar AS. Sedangkan untuk impor non-migas pada Maret 2023 senilai USD 17,57 miliar atau naik 30,05 persen dibandingkan Februari 2023 yang berjumlah USD 13,51 miliar .

Kenaikan impor nonmigas Maret dibandingkan Februari karena ada peran beberapa komoditas. Yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya dengan HS 85 naik sebesar 29,45 persen, kemudian besi dan baja HS 72 naik 45,52 persen serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 84 naik 15,65 persen.

“Kita lihat kenaikan impor migas sebesar 25,28 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan minyak mentah sebesar 54,18 persen serta hasil minyak naik sebesar 21,09 persen,” ucapnya.

Sementara itu, jika dilihat secara tahunan, nilai impor Maret 2023 turun 6,26 persen dibandingkan Maret 2022. Secara lebih rinci lagi, impor migas turun sebesar 13,67 persen dan nonmigas turun 4,86 persen dibandingkan Maret 2022.

Pelemahan impor Maret 2023 secara tahunan itu kembali melemah setelah sempat menguat pada Januari 2023.

Jika dilihat berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Maret 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal USD 896,5 juta.

Serta barang konsumsi senilai USD 125,5 juta (2,73 persen). Namun bahan baku/penolong turun USD 2.884 juta.

Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2023 adalah Tiongkok yang mencapai 32,26 persen atau senilai USD 15,04 miliar .

Lalu, Jepang sebanyak 9,12 persen persen senilai  USD 4,25 miliar dan diikuti Thailand dengan kontribusi 6,26 persen atau senilai USD 2,92 miliar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *