RISKS.ID – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI optimis Indonesia aman dari dampak gejolak perekonomian global pada 2023.
“BRI melihat bahwa perlambatan dan gejolak ekonomi global di tahun 2023 tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis (27/4).
Sunarso menambahkan, BRI melihat potensi resesi sebesar 2 persen pada 2023. Keyakinan itu berdasarkan prediksi dari BRI dengan menggunakan metode Markov Switching Dynamic Model (MSDM). Metode tersebut memperkuat evaluasi dan analisa Bloomberg sebelumnya. Pertimbangan tersebut yang BRI optimistis Indonesia akan mampu bertahan dari ancaman risiko resesi.
Dengan demikian, BRI yakin prospek dan kinerja industri perbankan akan lebih baik pada 2023, termasuk BRI.
“Khususnya BRI juga akan lebih baik pada 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10 persen hingga 12 persen,” ujar Sunarso.
Dalam kesempatan tersebut, Sunarso menyampaikan BRI optimis dengan pertumbuhan kredit pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya Mikro dan Ulta Mikro.
Pada kuartal I-2023, segmen Mikro menjadi pendorong utama penyaluran kredit BRI dengan pertumbuhan sebesar 11,18 persen secara tahunan, yaitu menjadi Rp563,39 triliun dari Rp 506,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun secara total, realisasi kredit Bank BRI mencapai Rp1.180,12 triliun hingga akhir Maret 2023. Porsi penyaluran kredit dari segmen UMKM mendominasi sebesar 83,86 persen atau setara dengan Rp989,64 triliun.
Sunarso menjelaskan sektor yang menjadi fokus utama BRI saat ini adalah pangan dan kesehatan. Kedua sektor tersebut menjadi prioritas BRI lantaran kondisi global yang tidak menentu.
“Pangan dan kesehatan masih tetap utama bagi BRI. Selain itu juga sektor-sektor lain yang terkait makanan dan hulu-hilirnya, seperti pertanian, industri pangan, dan perdagangan pangan,” jelas Sunarso.