JAKARTA – Pengambilalihan 35 persen participating interest Blok Masela oleh Pertamina dinilai sebagai saat yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok minyak dan gas (migas) raksasa kepada anak bangsa.
“Ini waktu yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok (raksasa) migas kepada anak bangsa. Kita harus optimistis,” kata pengamat energi Hanifa Sutrisna di Jakarta, Minggu.
Menurut dia pengambilalihan 35 persen participating interest Blok Masela oleh Pertamina, dinilai sebagai upaya yang tepat karena kinerja Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina yang diberi kepercayaan mengelola Blok Masela, memang sedang meningkat.
Pengambilalihan hak kelola 35 persen Lapangan Abadi di Blok Masela dari tangan Shell, tambahnya, juga akan memberi manfaat besar. Selain bisa memberikan nilai efek domino terhadap ekonomi dan perkembangan sumber daya manusia di daerah lokal, juga berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Hanifa menyatakan, potensi Lapangan Abadi di Blok Masela memang luar biasa yakni dengan cadangan gas terbesar di Indonesia, diproyeksikan menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa, yang merupakan produksi gas terbesar di dalam negeri.
Selain itu, Lapangan Abadi juga akan menghasilkan 35,000 bbl/day kondensat.
Mengutip data Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia 2016 dan Balitbang Kemenaker tahun 2017, dia mengatakan, diproyeksikan manfaat ekonomi Lapangan Abadi dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 153 miliar dolar AS serta meningkatkan pendapatan rumah tangga pada tahap konstruksi sebesar 3 miliar dolar AS dan tahap produksi sebesar 30 miliar dolar AS.
Melihat kondisi tersebut menurut Hanifa negara harus memberi dukungan penuh kepada Pertamina. Bahkan, tidak hanya terkait Blok Masela, namun juga blok-blok migas lain.
“Dukungan tersebut, bisa berupa insentif dalam hal mendatangkan semua teknologi, peralatan, dan pendukung lain, atau juga melalui mendapat relaksasi pajak,” seperti halnya smelter asing yang mendapat relaksasi pajak misalnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa PT Pertamina (Persero) segera menandatangani Sales and Purchase Agreement (SPA) atau Perjanjian Jual Beli 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.
“Mudah-mudahan (SPA minggu depan), kita tunggu. Jadi ya, kita tunggu, kalau memang terjadi itu bagian dari aksi korporasi yang memang kita harapkan ada keberlanjutannya di Pertamina,” kata menteri saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (21/7).