JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) telah menorehkan banyak prestasi, di antaranya perluasan kepengurusan di dalam dan luar negeri, dan juga penghargaan seperti Sertifikat ISO 9001:2015.
“Saya mengapresiasi capaian MES, khususnya beberapa penghargaan Sertifikat ISO 9001, Audit Keuangan MES dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian. Selamat atas prestasi-prestasi itu,” kata Wapres saat berpidato dalam Musyawarah Nasional ke-6 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Minggu (1/10).
Kepengurusan MES di bawah Ketua Umum Erick Thohir juga mampu mencatatkan hasil audit dengan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“Jaga dan tingkatkan terus prestasi-prestasi tersebut ke depan. Mari terus berkarya dan berinovasi dengan niatan ibadah kepada Allah, dalam bingkai kerja Ikhlas, kerja cerdas, kerja tangkas, dan kerja tuntas untuk turut meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf mengatakan MES telah membesarkan sayapnya, baik dari segi kepengurusan, prestasi dan kegiatan. MES telah hadir di 123 kabupaten/kota dan juga di 23 negara.
Ma’ruf meminta MES untuk terus membesarkan organisasi dengan beberapa upaya agar ekonomi dan keuangan syariah Indonesia bertumbuh pesat. Upaya pertama, Ma’ruf meminta MES meningkatkan peran dan kontribusi nyata sebagai penggerak pengembangan ekonomi syariah hingga level akar rumput.
“Saya yakin seluruh anggota MES memiliki komitmen kuat dan pemahaman yang mendalam akan keilmuan ekonomi syariah. Kini saatnya tiap anggota MES menjadi role model bagi umat,” kata dia.
Dengan peningkatan peran kader MES, maka masyarakat akan melihat langsung nilai-nilai kebaikan dan keunggulan ekonomi syariah dalam bertransaksi, praktik bisnis, kegiatan keuangan, maupun berbagai aktivitas keseharian lainnya.
Upaya kedua, kata Ma’ruf, MES perlu menggiatkan pengkajian dan penulisan yang dapat menjadi narasi publik, guna memperkuat diseminasi tentang kontribusi nyata ekonomi dan keuangan syariah bagi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Langkah ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah, dan masyarakat akan semakin memahami peran dan kontribusi ekonomi syariah dalam peningkatan kesejahteraan,” kata dia.
Langkah ketiga, ujar Ma’ruf, terus tingkatkan jejaring kolaborasi, sinergi dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pengembangan aktivitas ekonomi dan keuangan syariah.
“Kawal pencapaian visi Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia. Bangun komunikasi melalui argumentasi konstruktif dengan masyarakat, dengan tetap menjadi mitra terbaik pemerintah saat ini maupun yang akan datang, siapapun nanti yang duduk dalam kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang akan datang,” kata Ma’ruf.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum MES Erick Thohir menyampaikan komitmen penuh MES untuk dapat memberikan kontribusi secara optimal dalam mengembangkan ekonomi syariah dan kemaslahatan umat.
“Kami terus berupaya agar kehadiran MES semakin dirasakan manfaatnya dan dapat memenuhi harapan untuk menjadi motor penggerak pengembangan usaha yang sesuai prinsip syariah,” ujarya.
Dalam Munas MES, Minggu ini juga turut dilaksanakan penyerahan bantuan berupa Rumah Tahan Gempa Cianjur oleh Erick Thohir kepada Ketua Yayasan Masyarakat Mitra Masjid Prihantono. Hal ini merupakan tindak lanjut dari penanganan dampak bencana gempa bumi yang melanda Cianjur, Jawa Barat, pada November 2022.
Hijrahkan Pengusaha Konvensional
Ma’ruf Amin meminta pengurus MES dapat menghijrahkan pengusaha-pengusaha konvensional ke syariah untuk menumbuhkan ekonomi dan keuangan syariah.
“Menghijrahkan pengusaha-pengusaha konvensional ke syariah. Pasti itu cepat, tumbuhnya cepat ya. Jadi, proses hijrahnisasi, saya kira itu yang penting,” kata Ma’ruf saat berpidato dalam Musyawarah Nasional ke-6 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Minggu.
Ma’ruf mengatakan peran pengusaha penting dalam industri ekonomi dan keuangan syariah. Pengusaha, ujarnya, berperan penting menggerakkan instrumen-instrumen ekonomi dan keuangan syariah yang telah dibangun.
“Industri halal kalau tidak ada pengusahanya, tidak akan maju, industri keuangan tidak akan ada yang menggunakan. Zakat, wakaf, infak kalau tidak ada pengusaha, tidak akan ada yang memberikan zakat, wakaf,” ujar dia.
Karena itu pula, Ma’ruf meminta MES terus menumbuhkan para pengusaha. Terdapat tiga cara bagi MES untuk meningkatkan peran pengusaha, yakni melakukan inkubasi untuk menumbuhkan dan menyemai para pengusaha.
Cara kedua adalah menguatkan pengusaha syariah yang sudah ada, dan yang ketiga adalah menghijrahkan pengusaha-pengusaha konvensional.
Wapres juga menyinggung pentingnya MES membangun pengusaha hamzah washal. Hamzah merupakan huruf dalam bahasa Arab yang menghubungkan antara kalimat dengan kalimat, sehingga menjadi untaian kata.
“Nah, hamzah washal inilah yang harus ditumbuhkan sehingga ekonomi masyarakat ini nanti akan tumbuh. Kalau tidak ada hamzah washal ini tidak akan terjadi pertumbuhan. Saya minta MES membangun para pengusaha hamzah washal itu,” kata Wapres.
Target Literasi Keuangan Syariah
Ma’ruf Amin menargetkan literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dapat mencapai 50 persen dibanding posisi saat ini yang sebesar 23,3 persen.
“Saya berkeyakinan, dengan besarnya potensi Indonesia, angka-angka ini dapat ditingkatkan, bahkan, literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia ke depan paling tidak mesti mampu mencapai 50 persen,” kata Ma’ruf saat berpidato dalam Musyawarah Nasional ke-6 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Minggu.
Ma’ruf mengatakan dengan semakin besarnya literasi ekonomi dan keuangan syariah, maka semakin meningkat pula penerimaan dan penggunaan produk ekonomi dan keuangan syariah oleh masyarakat. Hal itu akan meningkatkan kontribusi sektor ekonomi dan keuangan syariah terhadap perekonomian nasional.
Menurut Ma’ruf, saat ini tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah yang sebesar 23,3 persen belum ideal. Tingkat literasi itu juga berpengaruh terhadap pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia yang baru sekitar 10,9 persen.
Ma’ruf menegaskan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia hingga saat ini telah banyak menorehkan prestasi internasional. Ia mencontohkan posisi Indonesia yang terus meningkat pada pemeringkatan global di sektor keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, dan juga lainnya.
Selain itu, kata Ma’ruf, Indonesia juga kini menjadi pemegang saham terbesar ketiga pada Islamic Development Bank (IsDB).
“Dengan posisi ini, peran konkret Indonesia secara global akan semakin kuat, terutama lewat peningkatan kerja sama, pemberian bantuan antarnegara anggota, serta peran sumber daya manusia Indonesia di IsDB,” ujarnya.
Bagi pembangunan nasional, Ma’ruf menjelaskan eksistensi ekonomi dan keuangan syariah juga akan mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi Indonesia Emas 2045, terutama melalui pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan.
Selama ini, kata Ma’ruf, keberpihakan ekonomi dan keuangan syariah terhadap UMKM dan masyarakat kecil telah dibuktikan, antara lain dengan bertumbuhnya beragam pembiayaan syariah, seperti melalui BMT, koperasi pondok pesantren, dan lain-lain.
“Oleh sebab itu, saya kerap sampaikan bahwa kontribusi ekonomi syariah dan keuangan syariah terhadap ekonomi nasional mesti terus ditingkatkan. Setidaknya mesti fokus menyasar dua faktor kunci, yakni literasi dan pangsa pasar,” ujarnya.