JAKARTA – Ikatan Istri Dokter (IIDI) Jakarta Selatan menggelar edukasi tentang Pendidikan Budi Pekerti pada Anak dan Remaja di SMP Muhammadiyah 9 Jakarta Selatan, Jumat (26/4).
Acara yang diikuti 320 siswa ini merupakan rangkaian Bulan Bakti Istri Dokter yang berlangsung 15 April hingga 15 Mei 2024 mendatang.
“Salah satu kegiatan di Bulan Bakti Istri Dokter ini adalah memberikan edukasi ke sekolah-sekolah tentang pendidikan budi pekerti,” kata Ketua IIDI Jaksel Lizvy Revina.
Menurutnya, memasuki era revolusi industri 5.0 yang merupakan era kolaborasi antara manusia dan teknologi, yaitu mencakup penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AT), Internet of Things (loT), dan big data untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, sudah barang tentu sangat mempengaruhi kehidupan bagi anak dan remaja Indonesia.
“Era kekinian ini menyebabkan banyak keluarga mengalami masalah, cobaan, goncangan bahkan konsep keluarga pun semakin terkaburkan karena kehangatan keluarga mulai tersisihkan oleh tekanan lingkungan termasuk tekanan sosial,” kata Lizvy.
Menurutnya, keluarga diharapkan mampu menjadi salah satu tumpuan dalam menghasilkan individu yang memiliki karakter dan akhlak yang baik.
“Pada kenyataannya, remaja dalam kehidupan mencari jati dirinya mengalami tiga kutub dalam lingkungan kehidupannya. Ketiga kutub tersebut yeitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Jika ketiga kutub ini tidak seimbang, maka kenakalan remaja tidak dapat dielakkan,” kata Lizvy.
Menurutnya, sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter pribadi anak dan peran konstribusi guru juga sangat dominan. Salah satu yang harus dilaksanakan oleh guru agar menghasilkan sumberdaya manusia berkualitas adalah pendidikan budi pekerti.
Pendidikan budi pekerti, kata Lizvy, lebih menitikberatkan pada watak, perangai, perilaku atau dengan kata lain tata krama dan etika. Jadi pendidikan budi pekerti dapat diartikan sehagai penanaman nilai-nilai akhlak, tata krama, dan bagaimana berperilaku baik pada orang lain.
Peda perkembangannya, kata dia, pendidikan budi pekerti tidak hanya melibatkan relasi sosial anak, tetapi juga melibetkan pengetahuan, perasaan dan perilaku anak yang berada dalam ranah pendidikan karakter.
Namun tujuan tersebut tidak dimbangi tataran kebijakan pemerintah, hal ini terbukti kurikulum sekolah tahun 1984 secara eksplisit telah menghapuskan mata pelajaran budi pekerti dari mata pelajaran di sekolah, sehingga aspek-aspek yang berkaitan dengan budi pekerti cenderung dilupakan.
“Alasan itulah yang membuat kami di Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) merasa bertanggungiawab atas kesiapan remaja di masa depan, sesuai dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu, pada kegiatan Bulan Bakti Istri Dokter (BBID) Tahun 2024 ini, IIDI akan turun ke sekolah-sekolah unuk membantu memberikan pendidikan moral dan budi pekerti bekerjasama dengan guru BP setempat,” katanya.
Selain Lizvy, narasumber lainnya, yaitu Bahroin Suryantara menyampaikan materi Pendidikan Budi Pekerti dalam Keseharian dan Anak, Remaja dan Tindak Kekerasan.
“Ini kegiatan yang sangat positif. Terima kasih untuk IIDI Jakarta Selatan yang telah sudi menjadikan sekolah kami sebagai tempat dalam rangka Bulan Bakti Istri Dokter tahun ini. Saya doakan IIDI Jaksel makin sukses, dan makin jaya,” kata Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 9 Jaksel Cholis Muarifah.