Garansi Baterai Mobil Listrik Jadi Polemik di Pasar Mobil Bekas

JAKARTA – Pasar mobil listrik Indonesia semakin memperlihatkan tren positif. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukan, mobil listrik berbasis baterai (BEV) mengalami peningkatan signifikan selama 2024.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan BEV mengalami lonjakan signifikan dari 13.916 unit menjadi 37.302 unit.

Bacaan Lainnya

Selain banyaknya pilihan merek, tipe, desain serta fitur dan teknologi yang ditawarkan, ragam promo dan kemudahan pembiayaan mobil listrik juga mendorong tumbuhnya pasar mobil listrik Indonesia.

Tapi di sisi lain, kondisi tersebut menimbulkan polemik di pasar mobil bekas. Pasalnya, promo dan garansi yang diberikan setiap pabrikan berbeda-beda. Salah satunya masalah garansi baterai.

“Contohnya soal free lifetime warranty untuk 500 pembeli pertama, terus yang 501 atau 502 tidak dapat. Nah ini buat kompleksitas pada pasar mobil bekas atau seken,” ungkap Agung Iskandar, Direktur OLXmobbi dalam diskusi Forwot (Forum Wartawan Otomotif) bertajuk “Automotive Financing Opportunities” di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Selain itu, pabrikan memang memberi jaminan garansi baterai setiap produknya, tapi garansi yang diberikan setiap pabrikan berbeda-beda.

Saat ini, ada sejumlah produk mobil listrik yang tidak mendapat jaminan dari produsen terutama mobil listrik yang dipasarkan sejak tiga – empat tahun lalu seperti Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5.

“Saat itu belum ada lifetime warranty untuk konsumen,” kata Agung.

Perbedaan jaminan garansi itu dinilai akan memengaruhi minat konsumen untuk membeli mobil listrik seken, mengingat harga baterainya terbilang cukup mahal.

“Saran saya itu bijak-bijaknya pemilik mobil atau penjual saja dalam menawarkan kendaraan,” terang Agung.

Agar Harga Jual Kembali Tinggi

Salah satu faktor nilai jual kembali tetap tinggi, pemilik mobil rutin melakukan perawatan dan menjaga semua dokumen kendaraan saat membeli mobil baru seperti faktur, stnk, pbkb, buku service dan lainnya.

“Ada pemilik mobil yang tak tau dimana faktur dan buku pedoman pemilik atau buku service saat ingin menjual mobilnya. Kondisi itu jelas memengaruhi harganya, jadi lebih rendah,” pungkas Agung.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *