RISKS.ID – E-money atau uang elektronik merupakan uang dalam bentuk nontunai. Uang ini berbentuk kartu yang berisi sejumlah uang yang bisa digunakan untuk beragam keperluan dan bisa diisi ulang atau top up saldo.
Penggunaan e-money di Indonesia sudah semakin luas, terutama penggunaan di fasilitas umum seperti parkir umum, transportasi umum, atau menggunakan jalur tol.
Di momen mudik Lebaran, penggunaan e-money menjadi sangat krusial dalam mendukung kenyamanan dan kelancaran perjalanan mudik dengan mobil pribadi.
Selain ketersediaan saldo yang cukup untuk membayar tol, parkir umum dan sebagainya, kelancaran dalam bertransaksi pun menjadi hal yang harus diperhatikan.
Dijelaskan brand ambassador Mitsubishi Motors Indonesia, Rifat Sungkar, siapkanlah minimal 2 kartu e-money dengan saldo yang cukup. Jangan ambil risiko mengisi saldo e-money dalam perjalanan apalagi top up melalui mobil banking atau Near Field Communication (NFC) melalui HP.
“Masalah auto gate toll ini selalu menjadi masalah yang sangat menjengkelkan. Dikarenakan apa? Ingat, akan ada puluhan juta orang yang akan melakukan mobilitas selama mudik Lebaran dan pasti akan terjadi penumpukan orang di pintu tol. Di saat bersamaan, sinyal handphone berada di load capacity luar biasa di saat tertentu. Kita punya risiko kalau kita tidak mempersiapkannya,” terang Rifat saat memberikan tips mudik di acara Buka Puasa Bersama Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) di kawasan Cipete, Jakarta Selatan (26/3).
“Bukan karena e-money atau e-tollnya tidak bekerja, tapi karena jaringan telponnya sudah masuk ke dalam jaringan kartunya,” sambung Rifat.
Lebih lanjut, lelaki yang masih aktif dalam dunia balap rally mobil ini menyarankan, bawalah 2 kartu e-money dari 2 bank berbeda sebagai antisipasi jika terjadi masalah pada salah satu e-money.
“Itu pasti akan membantu rasa nyaman selama kita di perjalanan,” katanya.
“Semua perlu dipersiapkan dengan baik. Jangan punya pikiran ‘Bagai mana nanti’ tapi berpikirlah ‘Nanti bagaimana?” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia.