
BULLYING atau perundungan masih menjadi momok di lingkungan sekolah. Tak jarang, siswa menjadi korban dalam diam, membawa luka psikis yang sulit disembuhkan. Menyadari urgensi persoalan ini, delapan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pamulang (Unpam) menggagas kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang menyasar siswa SMP Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
Mengusung tema “Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Bullying melalui Empati dan Kepedulian di Lingkungan Sekolah,” kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 24 April 2025, dan diikuti oleh 31 siswa SMPN 11 Tangsel.
Program ini dirancang untuk memberikan edukasi mengenai bahaya bullying, serta menanamkan pentingnya empati sebagai fondasi dalam membangun lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif.
Sekolah Sebagai Rumah Kedua: Tapi Tak Selalu Aman
Sekolah sejatinya adalah tempat tumbuh, belajar, dan membentuk karakter. Namun, realitasnya sering kali tidak seindah teori. Di banyak sekolah, terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah, bullying terjadi secara sistematis baik secara verbal, fisik, maupun psikis. Dari candaan kasar, ejekan yang merendahkan, hingga tindakan kekerasan yang ditutupi istilah “bercanda.”
“Bayangkan seorang anak datang ke sekolah bukan untuk belajar, tapi untuk bertahan. Ketika teman jadi lawan, dan kelas jadi medan tekanan psikologis,” ujar anggota kami.

Menjawab Tantangan Sosial Lewat PKM
Delapan mahasiswa Unpam yang tergabung dalam tim ini adalah Karisma Agung Sembiring, Anggraini Kartika Puteri, Alya Zahra Neisa, Dilla Julianti, Faruq Hisnin Diansyah, Fransel Saoloan Sihotang, Hilda Oktaviani, dan Umar Azis Abdullah. Mereka didampingi oleh Dosen Pembimbing, Lukman Hakim, S.H., M.H.
Mereka menggagas pendekatan yang unik : tidak hanya melarang bullying, tapi mengajak siswa untuk memahami perasaan orang lain melalui latihan empati. “Kami ingin siswa tahu perbedaan antara candaan sehat dan bullying, serta mengerti dampaknya secara psikologis,” tambah anggota kami..
Dari Empati Menuju Sekolah yang Lebih Aman
SMPN 11 Tangerang Selatan bukan sekolah biasa. Berlokasi di Jl. Buana Kencana, Rawa Buntu, Serpong, sekolah ini dikenal aktif dalam literasi, Adiwiyata, dan pengembangan karakter siswa dengan 342 siswa dan 43 guru, sekolah ini terus berinovasi dalam membangun ekosistem pendidikan yang unggul.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unpam turut berkontribusi dalam upaya tersebut. Bukan hanya lewat ceramah, tetapi lewat pendekatan yang menyentuh : memahami perasaan, mengenal luka batin, dan menyembuhkannya bersama.
Antusiasme Siswa dan Respons Positif Sekolah
Dari 31 siswa yang mengikuti kegiatan ini, terlihat antusiasme tinggi selama sesi berlangsung. Sesi diskusi dan tanya jawab bahkan memunculkan cerita-cerita pribadi siswa yang sebelumnya tidak pernah disuarakan.
Salah satu siswa mengatakan, “Saya sering merasa sakit hati karena diejek teman, tapi selama ini saya kira itu cuma lelucon biasa. Setelah ikut kegiatan ini, saya jadi sadar bahwa saya berhak untuk merasa tidak nyaman, dan teman-teman juga harus tahu batasnya.”
Pihak sekolah pun menyambut baik kegiatan ini. Guru pendamping menyebut program ini sangat relevan dan dibutuhkan, terutama dalam upaya membangun budaya sekolah yang lebih humanis dan suportif.
Hasil yang Terukur: Peningkatan Skor dan Kesadaran
Berdasarkan hasil post-test, nilai rata-rata siswa mencapai 83,4 atau bisa disebut 84% meningkat signifikan dibanding pre-test. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan bahwa pemahaman siswa terhadap isu bullying telah berkembang.
Kegiatan ini juga meninggalkan kesan mendalam bagi para mahasiswa. salah satu anggota tim, menyampaikan bahwa pengalaman langsung di lapangan membuka matanya terhadap kompleksitas masalah sosial di usia remaja. “Kami belajar menyampaikan hukum dengan cara yang ramah dan aplikatif, bukan hanya teoritis.”
Harapan dan Langkah Lanjut
Kegiatan PKM ini bukan akhir. Tim mahasiswa berharap, akan ada kerja sama lanjutan yang lebih formal antara Universitas Pamulang dan SMPN 11 Tangsel, khususnya dalam bentuk pelatihan guru dan kegiatan edukasi lanjutan bagi siswa.
“Empati bukan hanya pelajaran sehari, tapi proses hidup yang panjang. Kami ingin jadibagian dari proses itu,” anggota kami menutup kegiatan dengan harapan besar.
Melalui langkah kecil ini, mahasiswa Unpam menunjukkan bahwa perubahan sosial bisa dimulai dari ruang kelas, lewat dialog, kesadaran, dan tentu saja empati.
Penulis:
Ketua Pelaksana: Karisma Agung Sembiring
NIM : 221010200326
Wakil Ketua: Anggraini Kartika Puteri
NIM : 221010201430
1. Alya Zahra Neisa
NIM : 221010201462
2. Dilla Julianti
NIM : 221010201300
3. Faruq Hisnin Diansyah
NIM : 221010201348
4. Fransel Saoloan Sihotang
NIM : 221010200977
5. Hilda Oktaviani
NIM : 221010200799
6. Umar Azis Abdullah
NIM : 221010200648
Mahasiswa Program Stud /Fakultas: Ilmu Hukum/Hukum
Universitas Pamulang
Artikel Strategi Mencegah dan Menanggulangi Bullying Berbasis Empati pertama kali tampil pada tangselxpress.com.
tangselxpress.com





