JP Morgan Pesimis dengan Saham Telkom, Kenapa?

TELKOM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melakukan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa (27/5/2025). (Foto: mastel.id)

RISKS.ID – JP Morgan tak lagi bersikap antusias terhadap saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Lembaga riset global ini memangkas target harga TLKM dari sebelumnya Rp4.200 menjadi Rp3.700 per saham, menyusul laporan kinerja keuangan kuartal I/2025 yang dinilai kurang memuaskan.

Bacaan Lainnya

Dalam laporan riset yang disusun oleh Henry Wibowo dan Ranjan Sharma, JP Morgan menilai profitabilitas TLKM stagnan. Pada triwulan pertama 2025, perusahaan membukukan laba bersih Rp5,7 triliun atau baru 21 persen dari proyeksi tahunan. Margin laba bersih pun tercatat hanya 14 persen, level terendah dalam lima tahun terakhir.

“Ini mencerminkan tekanan signifikan terhadap profitabilitas, khususnya pada segmen mobile dan enterprise,” tulis tim riset JP Morgan yang dikutip, Kamis (19/6/2025).

Telkomsel, sebagai penyumbang utama laba usaha TLKM, disebut masih mengalami pertumbuhan yang lambat. Nilai rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) stagnan, sementara persaingan di sektor seluler tetap ketat.

Di sisi lain, segmen enterprise belum menunjukkan margin yang solid dan berkelanjutan.

Untuk tahun penuh 2025, JP Morgan memperkirakan pendapatan TLKM mencapai Rp158,3 triliun, dengan laba bersih Rp27,2 triliun. Namun, margin laba bersih diproyeksikan hanya mencapai 17 persen, masih di bawah era sebelumnya yang berada di kisaran 18–20 persen.

Return on equity (ROE) Telkom juga diprediksi terus menurun dari 16,3 persen pada 2024 menjadi 15,7 persen di 2025 dan 15,5 persen di 2026. Dengan rasio pembagian dividen sebesar 60 persen, yield dividen TLKM diperkirakan mencapai 4,1 persen untuk tahun buku 2025, dan relatif stagnan di level 4,3 persen pada 2026 dan 4,5 persen di 2027.

JP Morgan mempertahankan rekomendasi “netral” untuk saham TLKM. Menurut analis, kontribusi dari bisnis digital dan pusat data belum mampu mengimbangi penurunan kinerja dari layanan legacy, termasuk Telkomsel.

Secara valuasi, saham TLKM diperdagangkan dengan price to earnings (P/E) ratio 13,8 kali, mendekati rata-rata historis lima tahun yang berada di kisaran 14 kali, menunjukkan potensi kenaikan valuasi yang terbatas.

Tak hanya JP Morgan, broker dalam negeri seperti Sucor Sekuritas juga merevisi pandangannya terhadap saham TLKM. Sucor menurunkan rekomendasi dari “beli” menjadi “tahan”, dengan target harga Rp3.000 per saham. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *