RISKS.ID – Di dunia motor, nama Ducati tidak sekadar merek—ia adalah legenda. Setiap deru mesin L-twin-nya membawa cerita panjang tentang inovasi, passion, dan ketangguhan.
Perusahaan yang kini identik dengan kecepatan dan desain ikonik ini awalnya sama sekali tidak memproduksi motor.
Latar Belakang Pendiri: Keluarga Ducati dan Awal Mula Bisnis
Ducati didirikan pada 1926 oleh tiga bersaudara dari keluarga Ducati di Bologna, Italia: Adriano Ducati, Bruno Ducati, dan Marcello Ducati. Awalnya, perusahaan ini bernama Società Scientifica Radio Brevetti Ducati dan fokus pada produksi komponen elektronik, termasuk radio, kondensor, dan peralatan komunikasi.
Keluarga Ducati berasal dari latar belakang akademis dan bisnis yang kuat. Ayah mereka, Antonio Cavalieri Ducati, adalah seorang insinyur dan pengusaha yang mendorong anak-anaknya untuk mengejar inovasi teknologi. Adriano, yang paling visioner di antara ketiganya, memimpin perusahaan dengan prinsip: “Teknologi harus memajukan kehidupan manusia.”
Perang Dunia II dan Transformasi Ducati
Ketika Perang Dunia II pecah, pabrik Ducati di Bologna menjadi target bom Sekutu karena memproduksi peralatan militer untuk pasukan Italia. Setelah perang, Italia hancur, dan Ducati harus mencari cara baru untuk bertahan.
Pada 1946, di bawah pengawasan pemerintah Italia yang mengambil alih perusahaan, Ducati mulai memproduksi motor kecil bernama “Cucciolo” (artinya “anak anjing” dalam bahasa Italia). Cucciolo awalnya adalah mesin bantu sepeda, namun sukses besar dan menjadi cikal bakal Ducati sebagai produsen motor.
Era Emas: Lahirnya Mesin L-Twin dan Dominasi Balap
Di bawah kepemimpinan Fabio Taglioni, insinyur legendaris yang bergabung pada 1954, Ducati mulai menciptakan motor performa tinggi. Taglioni merancang mesin desmodromik (sistem katup tanpa pegas) dan konfigurasi L-twin (silinder berbentuk L) yang menjadi ciri khas Ducati hingga sekarang.
Pada 1972, Ducati meluncurkan 750 GT, motor besar pertama mereka dengan mesin L-twin. Kesuksesan di dunia balap dimulai ketika Paul Smart memenangkan Imola 200 pada tahun yang sama dengan Ducati 750 SS. Sejak itu, nama Ducati identik dengan kecepatan dan ketangguhan di sirkuit.
Masa Sulit dan Kebangkitan Kembali
1980-an adalah dekade sulit bagi Ducati. Mereka hampir bangkrut hingga dibeli oleh grup Cagiva pada 1985. Namun, Ducati bangkit dengan motor seperti 916 (1994) yang dirancang oleh Massimo Tamburini—sebuah mahakarya desain dan teknologi yang memenangkan banyak balap World Superbike.
Pada 2012, Ducati diakuisisi oleh Audi-Volkswagen, membawa suntikan dana dan teknologi baru. Model seperti Panigale, Monster, dan Multistrada terus mengukuhkan Ducati sebagai salah satu produsen motor premium terbaik dunia.
Warisan Ducati Hari Ini
Dari pabrik komponen radio hingga raja motor sport, Ducati adalah bukti bahwa passion dan inovasi bisa mengubah segalanya. Nama Ducati tidak hanya tentang mesin yang menggelegar, tapi juga tentang mimpi tiga bersaudara yang percaya bahwa teknologi bisa menciptakan legenda.
Hari ini, setiap motor Ducati yang melintas di jalanan masih membawa DNA yang sama: kecepatan, gaya, dan jiwa Italia yang tak tertandingi.
“Kami tidak menjual motor, kami menjual emosi.”— Claudio Domenicali, CEO Ducati.
Kisah kejayaan Ducati tak lepas dari peran Fabio Taglioni, insinyur yang berhasil mengadaptasi sistem distribusi desmodromik pada motor balap pertama, mewariskan teknis khas yang masih menjadi ciri DNA balap dan proposal paling sporty dari brand Ducati hingga kini.
Sejarah ini terjalin erat dengan rentetan kemenangan bersejarah, dari kesuksesan pertama dalam balapan ketahanan jarak jauh pada pertengahan 1950-an, hingga kemenangan gemilang Paul Smart dan Bruno Spaggiari di ajang 200 Miles Imola tahun 1972, melewati berbagai kesuksesan di Superbike bersama para pembalap legendaris tahun 1990an seperti Carl Fogarty dan Troy Bayliss, hingga gelar MotoGP pertama yang diraih oleh Casey Stoner pada tahun 2007: Sejarah Ducati dihiasi oleh peristiwa-peristiwa penting yang menjadikannya salah satu brand paling dicintai dan sukses di kancah balap motor internasional.
Tradisi keunggulan di dunia balap ini semakin terkonfirmasi dalam beberapa tahun terakhir, dengan Ducati dinobatkan sebagai Juara Dunia MotoGP selama tiga tahun berturut-turut (2022, 2023, dan 2024) dan mengukuhkan dominasinya di World Superbike dengan 20 Gelar Dunia Konstruktor.
Hampir satu abad setelah tanggal bersejarah tersebut, kini Ducati ingin menceritakan kisahnya di Instagram juga, melalui lahirnya akun resmi Museum Ducati (@museoducati).
Ini adalah ruang digital yang dirancang untuk melestarikan dan berbagi warisan sejarah, engineering, dan sport dari brand Borgo Panigale dengan komunitas penggemar global dan generasi baru.
Selain Instagram, Museum Ducati juga hadir di Facebook, tempat mereka telah lama berbagi anekdot, gambar arsip dan cerita terkait masa lalu dan masa kini brand tersebut.
Kisah Ducati juga dapat dinikmati secara langsung: Museum dan Pabrik Ducati di Borgo Panigale terbuka untuk kunjungan dan menyambut ribuan penggemar dari seluruh dunia setiap tahun.
Ini adalah kesempatan unik untuk menemukan inovasi dan semangat yang hampir seratus tahun, serta mengamati secara dekat bagaimana diciptakannya motor-motor yang membuat Ducatisti dari setiap generasi bermimpi.