Konser Musik SOUND FOR HUMANITY: Salam Cinta dan Perdamaian dari Jatinangor untuk Dunia

IKA UNPAD

RISKS.ID – Dua tahun sejak krisis kemanusiaan di Gaza kembali memuncak, dunia terus menyaksikan kehancuran yang tak kunjung reda.

Pada 23 Agustus 2025, Khaled Mohammed Al-Madhoun—juru kamera Palestine TV—menjadi salah satu korban terbaru dalam daftar panjang warga Palestina yang gugur akibat serangan militer Israel.

Bacaan Lainnya

Dia tewas saat meliput di tengah reruntuhan, membawa serta suara yang tak sempat disiarkan.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 61.400 jiwa telah melayang, mayoritas adalah warga sipil yang tak bersenjata. Di balik angka itu, ada anak-anak yang kehilangan keluarga, ada ibu yang merawat luka tanpa obat, dan ada generasi yang tumbuh di bawah bayang-bayang perang. Di tengah keterbatasan akses terhadap pangan, air bersih, dan layanan kesehatan, solidaritas bukan lagi pilihan—ia adalah panggilan nurani.

Dari Jatinangor, kepedulian itu diwujudkan dalam bentuk aksi nyata melalui festival musik ‘Sound for Humanity’, yang akan digelar pada Jumat, 28 November 2025 di Lapangan Merah Universitas Padjadjaran [Unpad]. Acara ini merupakan kolaborasi antara Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran [IKA Unpad], Universitas Padjadjaran, dan Lembaga Kemanusiaan SADAQA, sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-68 Unpad.

Konser amal ini digagas sebagai wadah ekspresi kemanusiaan dan solidaritas lintas generasi, yang menggabungkan kekuatan musik, seni, dan semangat kepedulian sosial. Selama satu hari penuh, Sound for Humanity [SFH] akan menghadirkan sejumlah musikus ternama tanah air seperti The Changcuters, HiVi!, Voice of Baceprot [VoB], Kuburan, Panji Sakti, bersama talenta-talenta kampus dan alumni Unpad, dalam suasana festival yang hangat, inklusif, dan menginspirasi.

“IKA Unpad bersama Universitas Padjadjaran dan Lembaga Kemanusiaan SADAQA menggagas konser amal ini sebagai bentuk nyata solidaritas terhadap masyarakat Gaza yang masih memperjuangkan harkat kemanusiaannya,” ujar Sekretaris Jenderal IKA Unpad, Yhodhisman Soratha.

“Kami berharap,” sambung pria yang akrab disapa Odis ini.

“Pemerintah Indonesia terus aktif menyuarakan penyelesaian segera krisis kemanusiaan di Gaza, sesuai amanat konstitusi,” kata dia lagi.

Ketua Panitia SFH, Yeni Fatmawati, menuturkan, “Konser SFH lahir dari semangat untuk mengubah empati menjadi aksi. Kami ingin mengajak sivitas akademika, alumni, dan anak muda untuk menyuarakan kemanusiaan secara hangat dan inklusif—lewat musik, seni, dan tindakan nyata. Solidaritas tidak mengenal batas geografis maupun latar belakang,” paparnya.

Pengacara sekaligus seniman ini menambahkan, “Kami berharap konser ini bukan hanya menjadi momen hiburan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kepedulian bisa disalurkan dengan berbagai cara. Kami percaya, musik bisa menjadi bahasa universal untuk mengirimkan pesan cinta dan perdamaian dari Jatinangor untuk dunia,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Direktur Lembaga Kemanusiaan SADAQA, Ahmad Rofiqi, menegaskan pentingnya menjadikan acara ini sebagai gerakan bersama yang berdampak nyata.

“Konser ini menjadi ruang ekspresi bersama di tengah tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina. Ketika sistem dunia lumpuh menghadapi genosida brutal, SFH memadukan suara seniman, cendekiawan, mahasiswa, dan aktivis kemanusiaan untuk menggaungkan pesan keadilan,” ujar pria yang biasa diakrabi dengan sebutan Ustadz Rofiqi ini.

“Di sinilah,” sambung Ustadz Rofiqi lagi, ”konser SFH menjadi penting. Harapan kami, SFH akan menjadi gelombang yang disambut berbagai komunitas di luar Universitas Padjadjaran, agar suara dukungan buat Palestina bergema ke seluruh Nusantara dan dunia,” pungkasnya.

Dari deretan pengisi acara, Firda ‘Marsya’ Kurnia angkat suara. “Kami ikut SFH karena percaya bahwa setiap nada bisa menjadi doa, dan setiap lirik bisa menjadi seruan untuk hidup yang lebih adil. Nyanyian kami adalah bentuk perlawanan terhadap mereka yang merampas hak hidup orang lain. Untuk Palestina, untuk kemanusiaan,” tegas vokalis dan gitaris VoB ini.

Melalui konser amal ini, panitia berharap semangat SFH tidak berhenti di atas panggung. Konser ini juga menjadi gema yang meluas—menghidupkan kembali nilai-nilai empati, solidaritas, dan kemanusiaan, terutama dari kalangan anak muda, yang kini amat dibutuhkan dunia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *