Industri Alas Kaki harus Diperhatikan agar Punya Daya Saing

alas kaki

RISKS.ID – Anggota DPR RI Komisi VII Novita Hardini mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian khusus untuk memperkuat industri alas kaki nasional agar mempunyai daya saing.

Menurut dia, industri alas kaki memiliki potensi besar, tetapi saat ini sedang tertekan akibat tarif ekspor 19 persen yang diberlakukan AS terhadap produk dari Indonesia. Tarif itu telah menurunkan pendapatan ekspor dan pemerintah harus segera dinegosiasikan ulang.

Bacaan Lainnya

“Penetapan tarif 19 persen langsung memukul daya saing industri nasional,” kata Novita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, Novita berkunjung ke sebuah perusahaan produsen alas kaki di Tangerang, Banten, guna melihat langsung kondisi industri padat karya sekaligus mendengar aspirasi soal tantangan dan peluang sektor tersebut.

Dari sisi keberlanjutan, dia juga mengapresiasi bahwa 95 persen bahan baku industri alas kaki dari perusahaan itu sudah ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Pencapaian perusahaan itu harus didukung dengan pemberian insentif dari pemerintah.

“Industri padat karya ini menyerap begitu banyak tenaga kerja. Pemerintah harus hadir memberi perhatian lebih dan insentif fiskal yang nyata,” katanya.

Namun, di tengah kemajuan, Novita mengingatkan bahwa ancaman impor ilegal dan maraknya thrifting (belanja barang bekas) makin memukul industri dalam negeri.

Ia menegaskan pemerintah harus memperketat pengawasan dan menegakkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menahan banjir barang ilegal.

“Impor ilegal dan thrifting yang melanggar aturan itu merusak pasar. Pemerintah harus bertindak tegas sesuai aturan serta regulasi yang ada,” katanya.

Untuk itu, tambah Novita, pemerintah harus fokus kepada produk dalam negeri dan UMKM agar tidak membunuh industri lokal.

Dia berharap agar pemerintah harus berkomitmen mendukung industri dalam negeri melalui kolaborasi-berkolaborasi demi menjaga keberlanjutan industri, utamanya industri alas kaki sebagai salah satu motor tenaga kerja terbesar di Indonesia.

“Industri kuat, tenaga kerja terlindungi, bangsa kita berdaulat di pasar global. Itu yang harus kita jaga bersama,” tambahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *