RISKS.ID – Ekonom Macquarie Capital Indonesia Ari Jahja memperkirakan laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan membaik setelah melewati titik terendah (bottomed) pada kuartal III 2025.
“Kami mengamati tanda-tanda peningkatan pada makroekonomi dan belanja pemerintah yang terlihat sejauh kuartal IV ini,” kata Ari dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/11).
Ia memproyeksikan adanya perbaikan makro secara bertahap yang didorong oleh peningkatan belanja fiskal oleh pemerintah, konsumsi yang lebih tinggi dan dorongan investasi.
Riset Macquarie Capital Indonesia memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,2 persen untuk tahun fiskal 2026, dengan defisit anggaran yang tetap terkendali di angka 3 persen.
Meskipun disebut sebagai proyeksi yang lebih konservatif dari ekspektasi pasar, angka ini menunjukkan stabilitas fundamental yang kuat. Selain itu, fokus pemerintah pada eksekusi anggaran mulai terlihat memberikan hasil.
Untuk diketahui, ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12 persen yoy.
Secara struktur, konsumsi rumah tangga menyumbang 53,14 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB), diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 29,09 persen, ekspor 23,64 persen, konsumsi pemerintah 7,17 persen, konsumsi LNPRT 1,29 persen dan impor -20,17 persen.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan mencapai 4,89 persen yoy, melambat dari triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 4,97 persen yoy.
Pertumbuhan PMTB juga melambat dari 6,99 persen yoy pada triwulan II 2025 menjadi 5,04 persen yoy pada triwulan III 2025.
Sementara konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen yoy, membaik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar -0,33 persen yoy.
Adapun ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan paling tinggi dibanding komponen pengeluaran lainnya pada triwulan III 2025 yakni sebesar 9,91 persen yoy, meski melambat dari triwulan sebelumnya.





