RISKS.ID – Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa kelestarian lingkungan merupakan faktor utama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di berbagai daerah. Setiap destinasi disebut harus memperkuat posisi ekologi sebagai bagian strategis dalam pengembangan wisata.
“Lingkungan dan pariwisata adalah satu kesatuan. Lingkungan yang terjaga akan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung,” ujar Asisten Deputi Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran Kemenpar, Yohanes De Brito T. H., saat membuka Festival Teluk Tomini (FTT) 2025 di Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Kamis.
Yohanes menjelaskan, Kemenpar mendorong agar destinasi di Indonesia tidak hanya menjual keindahan visual, tetapi juga mengangkat cerita, nilai, serta identitas lokal. Parigi Moutong menjadi salah satu contohnya, di mana budaya dan pesona alam saling terintegrasi dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Menurutnya, tema FTT 2025 bertajuk “Hadiah dari Laut” memperlihatkan bahwa festival tidak sekadar hiburan, melainkan penghormatan terhadap laut sebagai sumber kehidupan dan budaya lokal. “FTT menjadi panggung yang menampilkan tarian, musik, kuliner, kerajinan lokal, serta karya seni bertema alam yang menyuarakan pesan penyelamatan lingkungan,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa penyelenggaraan FTT turut mendukung target nasional sektor pariwisata, yakni 14,6–16 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 1 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2025.
“Kami berharap Parigi Moutong semakin menggiatkan kegiatan pariwisata berkualitas lainnya untuk menarik wisatawan,” kata Yohanes.
Parigi Moutong tercatat kembali masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) Kemenpar sejak 2024. Dengan pelaksanaan festival selama tiga hari, 20–22 November, Yohanes menilai daerah tersebut semakin menunjukkan potensi tampil di panggung nasional. “Ini membuktikan Parigi Moutong punya daya saing,” pungkasnya.
