Bank Dunia Soroti Kualitas Lapangan Kerja RI, Upah Riil Terus Menurun

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk. Foto: chinhphu.vn

RISKS.ID — Bank Dunia menilai perbaikan kualitas lapangan kerja menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk mengatakan, meskipun stabilitas makroekonomi Indonesia relatif terjaga, tantangan di pasar tenaga kerja masih membayangi kesejahteraan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

“Meski stabilitas makroekonomi terjaga, tantangan di pasar tenaga kerja masih terus mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga,” ujar Carolyn dalam peluncuran laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) di Jakarta, Selasa (16/12).

Menurut dia, berbagai indikator pasar tenaga kerja justru menunjukkan persoalan pada kualitas pekerjaan, terutama bagi kelompok usia muda. Penyerapan tenaga kerja memang meningkat sebesar 1,3 persen pada periode Agustus 2024 hingga Agustus 2025. Namun, mayoritas tambahan lapangan kerja tersebut berasal dari sektor-sektor dengan upah rendah.

Selain itu, laporan IEP Bank Dunia mencatat upah riil di Indonesia yang terus mengalami penurunan sejak 2018. Kondisi ini turut berdampak pada menyusutnya segmen pekerjaan dengan keterampilan menengah.

“Segmen keterampilan menengah ini sedang menyusut,” kata Carolyn.

Hal senada disampaikan Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, David Knight. Dia menilai, dari sisi penciptaan lapangan kerja, kondisi Indonesia sebenarnya cukup menjanjikan.

Namun demikian, tren penurunan upah membuat dampak positif dari penambahan lapangan kerja tersebut menjadi terbatas terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Penambahan lapangan kerja terlihat positif, tetapi pada saat yang sama masih terjadi penurunan upah. Ini sangat berdampak bagi pekerja berketerampilan menengah dan pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga serta perekonomian secara keseluruhan,” ujar David.

David menjelaskan, struktur pasar tenaga kerja Indonesia saat ini masih didominasi sektor-sektor dengan upah rendah. Banyak pekerja muda terserap ke sektor informal berupah rendah, sementara rasa tidak aman secara ekonomi justru meningkat, terutama di kalangan kelas menengah.

Ia menambahkan, hasil survei menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin lebar antara perbaikan kesejahteraan secara objektif dan persepsi masyarakat.

“Walaupun angka kemiskinan menurun, jumlah rumah tangga yang merasa miskin justru meningkat,” jelasnya.

Situasi tersebut mendorong rumah tangga untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja dan memilih menabung sebagai langkah antisipasi. Hal ini terjadi meskipun indikator makroekonomi utama menunjukkan kondisi yang relatif kuat.

Oleh karena itu, Bank Dunia menegaskan pentingnya perbaikan kualitas lapangan kerja agar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan dapat lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *