RISKS.ID – Film drama keluarga berjudul Esok Tanpa Ibu yang memiliki judul internasional Mothernet dijadwalkan tayang perdana di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.
Aktris sekaligus produser Dian Sastrowardoyo mengonfirmasi keterlibatannya dalam film tersebut dengan memerankan dua karakter berbeda. Dian berperan sebagai Laras, sosok ibu yang masih hidup, sekaligus sebagai entitas kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama i-BU.
“Untuk bisa mendapatkan arahan karakter yang tepat, aku jujur jadi sangat sering ngobrol sama AI, mencoba meniru cara dia ngomong,” ujar Dian saat konferensi pers peluncuran poster dan trailer film Esok Tanpa Ibu di bioskop kawasan Senayan, Jakarta, Senin (15/12).
Dian mengatakan, pengalaman ini berbeda dengan pekerjaannya terdahulu saat mengisi suara navigasi aplikasi Waze pada 2018. Menurut dia, karakter AI dalam film ini memiliki pendekatan yang jauh lebih kaku dan tidak personal.
“Pendekatannya beda banget sih, karena dulu isi Waze itu lebih pakai personality aku secara pribadi. Sementara kalau di sini aku lebih meniru personaliti AI, kayak lebih kaku daripada aku yang pribadi,” kata Dian.
Tak hanya berakting, Dian juga terlibat sebagai produser melalui rumah produksi barunya, Beacon Film, yang didirikan pada akhir 2023. Dia mengungkapkan ketertarikannya pada proyek ini karena pesan yang dibawa film tersebut.
“Tidak hanya pesan untuk orang-orang Indonesia, tapi juga di luar Indonesia. Dan Esok Tanpa Ibu adalah film pertama di mana saya akhirnya memberanikan diri mengambil dua peran. Baik sebagai seorang ibu di sini, sebagai aktornya, tapi juga produser,” ujar Dian.
Film ini berkisah tentang Rama atau Cimot (diperankan Ali Fikry), seorang anak yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan ayahnya (Ringgo Agus Rahman) dan hanya dekat dengan sang ibu, Laras. Konflik memuncak ketika Laras jatuh koma dan membuat Rama harus menghadapi kenyataan pahit.
Di tengah keterpurukan, Rama menemukan harapan lewat i-BU, sebuah AI ciptaan temannya. Teknologi tersebut memungkinkan Rama melihat wajah dan mendengar suara sang ibu, bahkan digunakan sebagai alat bantu untuk merangsang kerja otak Laras. Pertanyaannya, bisakah Rama mengobati kesepian sekaligus menyembuhkan ibunya melalui bantuan AI?
Sebelumnya, Esok Tanpa Ibu telah menggelar penayangan perdana di Indonesia dalam ajang JAFF 20. Film ini merupakan hasil kolaborasi BASE Entertainment, Beacon Film, dan Refinery Media, serta mendapat dukungan dari Singapore Film Commission (SFC) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA).
Melalui kisah yang menyentuh dan relevan dengan perkembangan teknologi, film ini diharapkan mampu menggugah penonton untuk lebih menghargai waktu bersama keluarga.





