RISKS.ID – Penurunan kesadaran merupakan kondisi medis serius ketika seseorang tidak dapat sepenuhnya terjaga atau menyadari lingkungan di sekitarnya. Kondisi ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari gangguan sistem saraf pusat, pengaruh racun atau obat-obatan, trauma, hipoksia, hingga infeksi.
Dikutip dari situs halodoc.com, tingkat kesadaran seseorang dibagi ke dalam beberapa kategori. Pada kondisi compos mentis, seseorang sadar sepenuhnya terhadap diri sendiri dan lingkungan. Tingkat berikutnya adalah apatis, yakni keadaan ketika seseorang tampak acuh dan kurang responsif terhadap sekitarnya.
Selanjutnya, terdapat kondisi delirium, yaitu penurunan kesadaran yang disertai kekacauan motorik serta gangguan siklus tidur-bangun. Pengidapnya biasanya tampak gelisah, kacau, disorientasi, dan bisa meronta-ronta.
Pada tingkat somnolen, seseorang berada dalam kondisi mengantuk dan masih dapat dibangunkan dengan rangsangan. Namun, ketika rangsangan dihentikan, dia akan kembali tertidur.
Kondisi yang lebih berat adalah sopor atau stupor, di mana seseorang hanya bisa terbangun dengan rangsangan kuat dan tidak mampu memberikan respons verbal yang baik.
Tingkat kesadaran berikutnya adalah semi koma. Pada kondisi ini, seseorang tidak memberikan respons terhadap rangsangan verbal dan tidak dapat dibangunkan, meski refleks kornea dan pupil masih berfungsi.
Kondisi paling berat adalah koma, yakni keadaan tidak sadar total tanpa gerakan spontan dan tanpa respons terhadap rangsangan nyeri.
Langkah Penanganan Awal
Penanganan penurunan kesadaran harus dilakukan dengan cepat. Langkah pertama adalah segera memanggil bantuan medis. Sambil menunggu tenaga kesehatan datang, saluran napas harus dipertahankan.
Jika pernapasan tidak normal, pasien perlu diposisikan miring dan mulut diperiksa untuk memastikan tidak ada sumbatan di tenggorokan.
Selain itu, tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan perlu dipantau. Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab penurunan kesadaran, seperti tes darah atau pencitraan otak.
Penanganan lanjutan akan disesuaikan dengan penyebab yang ditemukan, mulai dari pemberian obat hingga terapi oksigen.
Beragam Penyebab dan Faktor Risiko
Gangguan kesadaran dapat dipicu oleh berbagai penyebab. Di antaranya gangguan sirkulasi darah di otak akibat perdarahan, trombosis, atau emboli. Infeksi seperti meningitis, ensefalitis, cerebritis, hingga abses otak juga menjadi faktor pemicu.
Selain itu, gangguan metabolisme seperti penyakit hati, gagal ginjal, dan diabetes melitus, tumor otak, trauma kepala, epilepsi, hingga intoksikasi akibat obat-obatan, racun, atau bahan kimia dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Gangguan elektrolit dan endokrin juga tidak kalah berisiko.
Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai antara lain gangguan peredaran darah, cedera kepala berat, keracunan alkohol atau obat, infeksi sistem saraf pusat, gangguan neurologis seperti epilepsi dan demensia, hingga masalah pernapasan yang menyebabkan kekurangan oksigen. Usia lanjut juga meningkatkan risiko kondisi ini.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala penurunan kesadaran dapat muncul dalam berbagai bentuk. Seseorang bisa mengalami kesulitan memproses informasi, berbicara tidak jelas, kebingungan, hingga perubahan perilaku.
Gangguan pernapasan seperti napas dangkal atau berat juga dapat terjadi. Dalam kondisi tertentu, penurunan kesadaran disertai kehilangan kontrol fisik, seperti kejang, pingsan, atau mati rasa.
Diagnosis penurunan kesadaran kerap menjadi tantangan karena gejalanya beragam dan penyebabnya kompleks. Dokter biasanya melakukan evaluasi neurologis, tes darah, serta pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI.
Pemeriksaan EEG juga dapat dilakukan untuk menilai aktivitas listrik otak, terutama jika dicurigai epilepsi atau gangguan sirkulasi darah.
Diagnosis yang tepat menjadi kunci untuk menentukan perawatan yang sesuai dan membantu pasien memulihkan kondisinya.
Apabila seseorang atau orang terdekat mengalami gejala penurunan kesadaran, langkah paling penting adalah segera mencari bantuan medis. Penanganan cepat dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan peluang pemulihan





