Telkom Buka Peluang InfraNexia IPO usai Spin-off Aset Fiber Rampung

telkom indonesia

RISKS.ID – PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) membuka peluang untuk membawa anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia atau InfraNexia, melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema initial public offering (IPO).

Namun, langkah korporasi tersebut baru akan dipertimbangkan setelah proses pemisahan atau spin-off aset fiber optik milik Telkom benar-benar tuntas.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menegaskan, hingga saat ini perseroan belum mengambil keputusan final terkait rencana IPO InfraNexia. Menurut dia, manajemen masih memfokuskan perhatian pada penyelesaian proses spin-off aset wholesale fiber connectivity yang saat ini tengah berlangsung.

“Kalau saat ini kami belum mengambil keputusan terkait rencana membawa InfraNexia ini ke pasar melalui mekanisme IPO. Karena memang sekarang ini fokus kami masih ke dalam menyelesaikan proses spin-off aset wholesale fiber connectivity yang sekarang kami sedang lakukan tahap 1, dan nanti untuk tahap 2-nya di semester pertama tahun 2026,” ujar Dian dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/12).

Dian menjelaskan, setelah proses pemisahan aset tersebut selesai, prioritas utama Telkom adalah memastikan InfraNexia menjadi entitas pemilik aset yang kuat dan memiliki kapabilitas menjalankan bisnis wholesale connectivity secara efisien serta optimal. Dengan struktur yang solid, InfraNexia diharapkan mampu menjadi tulang punggung pengembangan jaringan serat optik nasional.

Menurut dia, Telkom tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan strategis sebelum memastikan kesiapan InfraNexia sebagai entitas fiber company yang mumpuni. Oleh karena itu, berbagai opsi korporasi lanjutan masih terus dikaji secara matang oleh manajemen.

“Opsi masih terbuka ya, baik itu IPO maupun menggandeng mitra strategis. Karena prioritas tadi yang dikatakan masih memastikan bahwa InfraNexia bisa menjadi entitas Fiberco yang mumpuni, yang bisa membawa pertumbuhan yang lebih tinggi lagi untuk Telkom,” katanya.

Sebelumnya, Telkom secara resmi telah menandatangani akta pemisahan sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity tahap I kepada InfraNexia. Langkah tersebut menjadi tonggak awal restrukturisasi bisnis infrastruktur Telkom yang diarahkan untuk memperkuat fokus usaha dan meningkatkan nilai perusahaan.

Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom Seno Soemadji menjelaskan, pada tahap pertama spin-off, nilai aset yang dialihkan kepada InfraNexia mencapai sekitar Rp35 triliun. Nilai tersebut mencerminkan sebagian besar aset jaringan fiber yang selama ini menjadi tulang punggung layanan konektivitas Telkom di segmen grosir.

“Pada tahap pertama ini, nilai aset InfraNexia kurang lebih sekitar Rp35 triliun. Secara keseluruhan, setelah seluruh proses spin-off rampung, nilai aset InfraNexia diproyeksikan bisa mencapai Rp90 triliun,” ujar Seno.

Dalam skema spin-off tersebut, Telkom menargetkan pengalihan hampir seluruh bisnis dan aset Fiber Connectivity atau sekitar 99,99 persen kepada InfraNexia. Namun, pada tahap awal ini, realisasi pengalihan kepemilikan baru dilakukan sebesar 50 persen. Sisa pengalihan aset akan dilakukan secara bertahap seiring dengan penyelesaian tahapan selanjutnya.

Seno menambahkan, proses spin-off dilakukan secara hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu keberlangsungan layanan serta kinerja operasional Telkom maupun entitas anak yang baru dibentuk.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari transformasi besar Telkom untuk beralih menuju struktur sebagai strategic holding. Dalam model tersebut, Telkom berperan sebagai induk strategis yang mengarahkan portofolio bisnis, sementara anak-anak usaha berfungsi sebagai operating company yang lebih fokus dan agile dalam mengembangkan bisnis masing-masing.

Dengan pemisahan aset infrastruktur fiber ke InfraNexia, Telkom berharap dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar, meningkatkan efisiensi operasional, serta membuka ruang bagi berbagai skema pendanaan dan kemitraan strategis di masa mendatang, termasuk peluang IPO.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *