Film “Patah Hati yang Kupilih” Angkat Dilema Cinta Beda Keyakinan

patah hati yang kupilih
Film Patah Hati yang Kupilih. Foto: Sinamaku Pictures

RISKS.ID – Rumah produksi Sinemaku Pictures kembali merilis film drama terbarunya berjudul Patah Hati yang Kupilih. Film garapan sutradara Danial Rifki ini menyuguhkan kisah pergulatan cinta, keyakinan, dan tanggung jawab yang dibalut konflik emosional khas kehidupan dewasa.

Film Patah Hati yang Kupilih mengisahkan hubungan Alya (Prilly Latuconsina) dan Ben (Bryan Domani), sepasang kekasih yang harus menghadapi dilema besar. Hubungan mereka terhalang tembok perbedaan agama dan berbenturan dengan penolakan restu dari orang tua.

Bacaan Lainnya

Hubungan Alya dan Ben pada akhirnya tak dapat diselamatkan. Situasi semakin rumit ketika Alya mengandung anak dari hubungan tersebut. Saat Alya bersama ibunya, Rahma (Marissa Anita), berusaha meminta tanggung jawab, keluarga Ben justru menolak kenyataan itu.

Alya kemudian memilih menjalani hidup sebagai ibu muda tunggal. Dia membesarkan anaknya, Freya (Humaira Jahra), seorang diri dan memutus hubungan dengan Ben. Dalam membesarkan Freya, Alya banyak mendapat dukungan dari sang ibu yang menjunjung tinggi nilai keagamaan.

Namun, pandangan tersebut pula yang membuat Rahma tidak memberikan restu pada hubungan Alya dan Ben karena perbedaan keyakinan.

Di tengah perjalanan hidup yang dijalani sendirian, Alya bertemu Fadil (Indian Akbar). Sosok ini hadir sebagai figur yang terasa lebih aman dan mendapat restu dari sang ibu. Ketika Alya mulai menata hidup baru dan membuka hati untuk masa depan, Ben justru kembali membawa kenangan lama dan perasaan yang belum selesai.

Meski telah berpisah, Alya dan Ben tetap terikat oleh tanggung jawab sebagai orang tua Freya. Situasi ini membuat Alya kembali dilanda kebimbangan, terjebak antara masa lalu bersama Ben dan masa depan bersama Fadil.

Melalui film ini, Danial Rifki memotret kompleksitas cinta dewasa dengan lapisan konflik yang kuat. Perbedaan keyakinan tidak hanya ditampilkan sebagai penghalang romantis, tetapi juga sebagai sumber tekanan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

“Tanpa disadari, ketika mengangkat isu perbedaan, itu juga berefleksi pada hal yang lebih luas. Bagi saya, topik perbedaan adalah isu yang sangat membumi untuk masyarakat Indonesia,” kata Danial Rifki dalam keterangannya, Kamis (18/12).

Alur cerita disajikan mengalir dan bertahap, memberi ruang bagi penonton untuk memahami pergulatan batin para karakter. Penyampaiannya emosional namun tetap berimbang tanpa menyudutkan pihak tertentu.

Patah hati dalam film ini tidak berhenti pada perpisahan, tetapi berlanjut pada proses memikul tanggung jawab sebagai orang tua yang dijalani Alya dan Ben.

Dari sisi akting, Prilly Latuconsina dan Bryan Domani kembali menunjukkan kemampuan membangun chemistry yang solid. Prilly memerankan Alya dengan pendekatan akting yang tenang. Namun, kedalaman emosi seperti rasa bersalah dan ikatan batin dengan Freya belum sepenuhnya terasa kuat. Di sisi lain, konflik Alya dengan sang ibu berhasil ditampilkan sebagai dinamika keluarga yang kompleks.

Sementara itu, Bryan Domani tampil meyakinkan membentuk karakter Ben sebagai sosok dewasa, rasional, dan bertanggung jawab. Peran Freya yang dimainkan Humaira Jahra justru mencuri perhatian lewat akting luwes, jujur, dan diselipi humor ringan yang menghidupkan suasana.

Selain Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, film ini juga dibintangi Indian Akbar, Marissa Anita, Rowiena Umboh, Halda Rianta, Nike Putra, serta Willem Bevers. Film Patah Hati yang Kupilih dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 24 Desember 2025.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *