RISKS.ID — Gubernur Bali Wayan Koster meyakini absennya pesta kembang api pada perayaan pergantian tahun tidak akan mengecewakan wisatawan yang berlibur ke Pulau Dewata.
“Tidak akan mengecewakan wisatawan saya kira, kan jumlah wisatawannya naik,” kata Koster di Denpasar, Selasa (30/12).
Dia menjelaskan, kebijakan melarang pesta kembang api telah sejalan dengan surat edaran Kapolri. Langkah tersebut juga menjadi bentuk empati masyarakat Bali terhadap bencana yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera.
“Ini akhir tahun yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sekarang kita menghadapi suasana yang kurang nyaman karena di sejumlah daerah yaitu Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara mengalami bencana besar, banyak korban, di daerah lain juga,” ujarnya.
Karena itu, alih-alih menggelar pesta kembang api seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali mengajak masyarakat dan wisatawan untuk lebih fokus pada langkah-langkah mitigasi bencana di tengah musim hujan.
“Banyak terjadi banjir, kita harus berempati memberi perhatian lebih serius terhadap upaya mitigasi hujan dan kemungkinan terjadinya banjir. Makanya kita siap siaga, rasanya kurang elok kalau dalam kondisi ini kita berpesta kembang api,” kata dia.
Berdasarkan data Bandara I Gusti Ngurah Rai, selama Posko Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) pada periode 15–29 Desember, bandara tersebut telah melayani 1.045.706 penumpang.
Dalam 15 hari itu, Bali kedatangan 230.243 wisatawan domestik dan 335.977 wisatawan internasional. Jumlah kunjungan terus meningkat menjelang akhir tahun, meskipun pesta kembang api di sejumlah festival dipastikan ditiadakan.
Dua hari jelang malam pergantian tahun, yakni Senin (29/12), Bandara I Gusti Ngurah Rai mencatat pergerakan 77.307 penumpang yang didominasi kedatangan. Rinciannya, penerbangan domestik membawa 17.176 penumpang masuk Bali, sementara penerbangan internasional mencatat 23.544 penumpang.






