RISKS.ID – Jangan kaget yah, bir kini dijual bebas di Arab Saudi. Namun jangan salah juga, minuman tersebut tidak mengandung alkohol alias 0,0 persen.
Kendati demikian, kemunculannya langsung jadi perhatian publik karena tampilannya menyerupai “minuman haram” yang sudah dilarang di Kerajaan sejak 1952.
Di Riyadh, fenomena itu bahkan membuat sebuah kafe bernama A12 mendadak viral. Kafe tersebut menjadi magnet baru bagi anak muda lokal yang ingin merasakan sensasi “pub ala Barat”, tetapi tetap dalam batas agama.
“Bir draft, disajikan dengan kacang, dan layar lebar bertema olahraga menciptakan suasana pub khas Barat,” tulis AFP, dikutip Kamis (20/11).
Manajer A12, Abdallah Islam mengungkapkan, konsep tersebut sengaja diciptakan untuk menarik perhatian generasi muda yang gemar membagikan aktivitasnya di media sosial.
“Ide kami adalah menawarkan pengalaman orisinal kepada pelanggan yang bisa mereka bagikan,” ujarnya.
Pemandangan di kafe itu pun mencuri perhatian, pelanggan pria dengan jubah putih khas Saudi, hingga perempuan tampak menyesap bir dingin tanpa rasa takut. Meski demikian, sebagian masih merasa canggung.
“Tampilannya menakutkan, sepertinya alkohol,” ucap Sheikha (18), sambil tertawa. “Kata ‘bir’ saja sudah menakutkan. Tapi saya berhasil mengatasi rasa takut saya, dan sejujurnya rasanya menyegarkan.”
Reformasi MBS, Alkohol Tetap Garis Merah
Fenomena bir non-alkohol ini terjadi di tengah reformasi besar yang dijalankan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Mulai dari dibukanya bioskop, perempuan diizinkan mengemudi, hingga masuknya turis asing. Meski semakin terbuka, larangan alkohol tetap tidak berubah.
Arab Saudi bersama Kuwait sejauh ini menjadi dua negara Teluk yang masih menerapkan larangan alkohol total. Identitas Islam menjadi pertimbangan utama.
“Kerajaan harus berhati-hati dengan potensi legalisasi alkohol, karena dapat bertentangan dengan citranya sebagai pemimpin dunia Islam yang kredibel,” jelas Sebastian Sons dari lembaga riset Jerman, CARPO.
Meski awal tahun 2024 Saudi sempat membuka toko khusus minuman beralkohol untuk diplomat non-Muslim, pemerintah menegaskan bahwa alkohol tetap tidak akan disediakan selama Piala Dunia 2034 yang akan digelar di sana.
Di sisi lain, generasi muda Saudi mulai antusias mencoba hal-hal baru, selama masih sesuai syariat. “Di negara kami tidak ada minuman beralkohol. Dan kami tidak ingin ada minuman beralkohol,” tegas Ahmed Mohammed (18) usai menghabiskan bir non-alkoholnya.
Belum Halal di Indonesia
Menariknya, di Indonesia bir 0,0 persen belum menyandang sertifikasi halal. Mengutip HalalMUI, produk semacam ini disebut tasyabbuh, yaitu menyerupai produk yang diharamkan dalam Islam.
Artinya, meski tanpa alkohol, statusnya belum dapat dinyatakan halal karena menggunakan nama dan konsep minuman yang merujuk pada khamr.
Dengan kata lain, sensasi “seperti bir tetapi halal” yang sedang tren di Saudi belum tentu mendapat lampu hijau jika dikonsumsi oleh umat Muslim di Indonesia.





