RISKS.ID – PT Waskita Karya (Persero) Tbk resmi menggarap proyek pembangunan gedung dan kawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Proyek prestisius itu memiliki nilai kontrak mencapai Rp 1,84 triliun.
Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko mengatakan, pembangunan tersebut disiapkan untuk menyediakan ruang kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) lembaga legislatif dengan total luas gedung sekitar 85.903 meter persegi.
“Pembangunan gedung dan kawasan DPR di IKN merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendukung kebijakan pemerintah. Diharapkan, bangunan tersebut dapat memudahkan para ASN dan anggota DPR dalam menjalankan tugasnya,” ujar Ari dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12).
Waskita akan mengerjakan Gedung DPR A, B1, dan C1. Selain itu juga membangun Jalan Kawasan Blok DPR I, pintu masuk pejalan kaki dan pesepeda, fasilitas olahraga, dan lanskap kawasan Blok DPR I.
Menariknya, berbeda dengan gedung DPR di Jakarta, kantor legislatif yang dibangun di IKN tersebut mengusung konsep green building. Konsep itu diwujudkan melalui desain Breathing Facade, penggunaan unsur Wastra Nusantara, serta sentuhan arsitektur Pilotis dan Serambi.
“Wastra Nusantara merupakan seni kain tradisional yang diwariskan oleh keanekaragaman budaya Indonesia. Setiap daerah punya kekhasan. Itu kami tampilkan melalui komposisi garis vertikal, horizontal, dan diagonal pada desain gedung,” tutur Ari.
Sebagian besar jendela gedung dirancang fleksibel dan operasional, sehingga mampu menyesuaikan aliran udara alami demi kenyamanan termal. Desain itu ditujukan untuk meningkatkan ventilasi, efisiensi energi, hingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan adaptif terhadap perubahan cuaca maupun orientasi bangunan.
Selaras dengan konsep forest city di IKN, bangunan dan kawasan DPR juga menonjolkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Setiap lantai direncanakan dilengkapi beragam tumbuhan untuk memperkuat kesan hijau.
Sesuai target Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), proyek tersebut dikebut agar tuntas dalam waktu dua tahun. Waskita Karya menegaskan komitmennya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan tetap mengutamakan mutu konstruksi.





