Bocah 9 Tahun Anak Petinggi PKS Cilegon Tewas Dibunuh, Polisi Periksa Delapan Saksi

RISKS.ID – Kasus pembunuhan terhadap seorang bocah berusia 9 tahun mengguncang warga Kota Cilegon, Banten. Satuan Reserse Kriminal Polres Cilegon bergerak cepat dengan memeriksa delapan orang saksi untuk mengungkap pelaku dan motif pembunuhan anak yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya, Selasa (16/12).

Kepala Satreskrim Polres Cilegon Ajun Komisaris Polisi Yoga Tama mengatakan, para saksi yang dimintai keterangan berasal dari warga sekitar lokasi kejadian hingga pihak keluarga korban. Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperjelas rangkaian peristiwa sebelum dan sesudah korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Bacaan Lainnya

“Sebanyak delapan orang sudah kami periksa, termasuk warga sekitar lokasi kejadian,” ujar Yoga saat ditemui di Cilegon, Rabu (17/12).

Selain memeriksa saksi, polisi juga menelusuri rekaman kamera pengawas atau CCTV yang berada di sekitar perumahan tempat tinggal korban. Langkah itu dilakukan untuk mengidentifikasi pergerakan orang-orang yang keluar masuk lokasi kejadian.

Menurut Yoga, hingga saat ini pihaknya belum dapat menyampaikan motif pembunuhan karena penyelidikan masih terus berjalan. Polisi masih mengumpulkan alat bukti dan mendalami setiap keterangan saksi.

“Motif belum bisa kami jelaskan karena masih dilakukan penyelidikan secara menyeluruh,” katanya.

Untuk penanganan awal, aparat kepolisian langsung mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), melakukan olah TKP, visum, hingga otopsi terhadap jenazah korban. Hasil otopsi diharapkan dapat memperjelas penyebab kematian serta jenis kekerasan yang dialami korban.

“Kami sedang menunggu hasil otopsi. Insyaallah hari ini sudah selesai dan hasilnya bisa segera kami terima,” ujar Yoga.

Korban diketahui bernama Muhammad Axle, bocah berusia 9 tahun yang tinggal di Perumahan BBS III Nomor C5, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon. Dari hasil pemeriksaan awal, korban meninggal dunia akibat luka tusuk di sejumlah bagian tubuh.

Polisi menegaskan penyelidikan kasus ini akan dipercepat demi mengungkap pelaku dan mencegah timbulnya keresahan di tengah masyarakat. Kasus ini menyita perhatian luas karena terjadi di lingkungan perumahan dan menimpa anak di bawah umur.

Belakangan terungkap, Axle merupakan putra dari Maman Suherman, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Informasi tersebut dikonfirmasi Ketua DPW PKS Banten Najib Hamas. Maman Suherman diketahui menjabat sebagai Dewan Pakar di DPW PKS Cilegon.

“Sudah hampir dua tahun Pak Haji Maman menjabat sebagai Dewan Pakar di PKS Cilegon,” kata Najib di Cilegon, Rabu (17/12/2025).

Najib mengenal Maman sebagai sosok yang aktif bermasyarakat dan memiliki pergaulan luas. Menurutnya, almarhum Axle tumbuh di lingkungan keluarga yang dikenal baik oleh warga sekitar.

“Pak Haji Maman orang baik, bermasyarakat, dan pergaulannya luar biasa. Sosialnya tinggi. Mudah-mudahan kita bisa mencontoh perjuangan beliau dalam bermasyarakat,” ujarnya.

Najib juga mengenal pribadi Axle sebagai anak yang penurut dan taat beribadah meski masih berusia sangat belia. Sosok Axle, menurutnya, menjadi teladan bagi anak-anak seusianya.

“Anaknya penurut, ibadahnya bagus. Walaupun masih usia 9 tahun, ketaatannya kepada orang tua luar biasa. Ini bisa menjadi contoh bagi anak-anak lain,” katanya.

Terkait pengungkapan kasus pembunuhan tersebut, Najib menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian. Dia berharap tidak ada intervensi dalam penanganan perkara dan pelaku dapat dihukum sesuai aturan yang berlaku.

“Kami percayakan sepenuhnya kepada teman-teman kepolisian. Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar, pelakunya segera ditemukan, dan dihukum sesuai ketentuan perundang-undangan,” tuturnya.

Sementara itu, polisi mengungkapkan hasil pemeriksaan medis menemukan total 22 luka di tubuh korban. Luka tersebut berasal dari kekerasan menggunakan benda tajam dan benda tumpul.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan 22 luka. Rinciannya 19 luka akibat kekerasan benda tajam dan tiga luka akibat kekerasan benda tumpul,” kata Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan.

Luka-luka tersebut tersebar di hampir seluruh bagian tubuh korban, termasuk di area leher. Akibat luka tusukan tersebut, korban ditemukan terkapar dalam kondisi bersimbah darah di dalam rumah.

“Di leher ada, di sekujur tubuhnya juga ada luka,” ujarnya.

Meski demikian, hingga kini polisi belum menemukan barang bukti berupa senjata yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban. Pencarian terhadap benda tajam maupun benda tumpul yang diduga digunakan masih terus dilakukan.

“Untuk benda yang digunakan belum ditemukan. Masih kami cari,” kata Sigit.

Polisi juga mendalami kemungkinan adanya barang berharga di dalam rumah yang hilang. Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah pembunuhan tersebut berkaitan dengan motif pencurian atau perampokan.

“Kami masih mendalami apakah ada barang milik korban atau pemilik rumah yang hilang,” ujarnya.

Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (16/12) sekitar pukul 14.20 WIB. Saat itu, ayah korban berinisial HM menerima panggilan telepon dari anak keduanya yang meminta pertolongan.

Mendapat kabar tersebut, HM langsung meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan dan bergegas menuju rumahnya di Perumahan BBS 3, Kelurahan Ciwaduk.

“Setibanya di rumah dan membuka pintu, ayah korban mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius dan pendarahan hebat,” kata Kapolsek Cilegon Kompol Firman Hamid.

Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi bersama saksi. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak rumah sakit menyatakan korban telah meninggal dunia.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan korban mengalami luka akibat tusukan benda tajam,” ujar Firman.

Hingga kini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku dan motif di balik pembunuhan keji yang merenggut nyawa bocah tak berdosa itu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *