RISKS.ID – PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) kembali menunjukkan kiprahnya di sektor energi nasional. Emiten jasa kelautan ini dipercaya menggarap proyek inspeksi pipa gas bawah laut berdiameter 28 inci yang membentang dari Pagerungan menuju Porong, Jawa Timur, dengan total panjang mencapai sekitar 369 kilometer. Nilai proyek strategis tersebut tercatat sebesar Rp16 miliar.
Direktur Utama PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk Yophi Iswanto menjelaskan, proyek inspeksi pipa gas bawah laut tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan sekaligus upaya peningkatan keandalan jaringan distribusi gas bumi nasional. Menurut dia, inspeksi ini sangat krusial untuk memastikan kondisi pipa tetap aman, optimal, dan berfungsi sesuai standar keselamatan yang ditetapkan.
“Inspeksi pipa gas bawah laut tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan dan peningkatan keandalan jaringan distribusi gas bumi,” kata Yophi Iswanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Proyek ini dijalankan melalui kerja sama dengan PT PGAS Solution, anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Selama ini, PT PGAS Solution dikenal sebagai salah satu pelopor penyedia solusi teknologi dan layanan terintegrasi di bidang gas bumi, baik untuk kegiatan hulu maupun hilir.
Yophi menjelaskan, dalam proyek tersebut ATLA dipercaya sepenuhnya oleh PT PGAS Solution untuk melakukan inspeksi menyeluruh terhadap kondisi pipa gas bawah laut. Inspeksi dilakukan guna memastikan aspek keamanan, efisiensi operasional, serta keberlanjutan pasokan energi ke berbagai wilayah strategis di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
“Melalui inspeksi ini, kami memastikan integritas pipa tetap terjaga sehingga risiko gangguan distribusi gas dapat diminimalkan. Keamanan infrastruktur energi menjadi prioritas utama,” ujar dia.
Adapun nilai kontrak proyek ini mencapai Rp16 miliar, dengan penandatanganan perjanjian kerja sama yang telah dilakukan pada 27 November 2025. Setelah penandatanganan kontrak, kedua perusahaan langsung mempersiapkan tahapan pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai rencana.
Yophi menambahkan, proses pelaksanaan proyek ditargetkan rampung pada estimasi akhir Januari 2026. Target waktu tersebut mencerminkan komitmen ATLA dan PT PGAS Solution dalam menjaga kualitas pekerjaan sekaligus ketepatan waktu pelaksanaan proyek.
“Proses pelaksanaan proyek ditargetkan selesai pada estimasi akhir Januari 2026. Ini mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam menjaga kualitas dan ketepatan waktu pelaksanaan,” kata dia.
Sebagai bagian dari Pertamina Group, PT PGAS Solution selama ini memiliki peran penting dalam pengembangan industri gas bumi nasional. Perusahaan tersebut aktif terlibat dalam berbagai proyek strategis yang mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional, termasuk pengelolaan, distribusi, serta pemeliharaan infrastruktur gas.
Dengan pengalaman dan keahlian ATLA di bidang teknologi inspeksi bawah laut serta pemeliharaan pipa, kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan keamanan infrastruktur energi Indonesia. Sinergi antarperusahaan nasional ini juga dinilai sejalan dengan program pemerintah dalam memperkuat sektor energi, khususnya gas bumi sebagai salah satu sumber energi transisi.
Tak hanya berdampak pada peningkatan keandalan pasokan gas, proyek ini juga mempertegas pentingnya kerja sama strategis antarperusahaan nasional. Ke depan, kolaborasi semacam ini diharapkan dapat menjadi model dalam pengelolaan dan perawatan infrastruktur energi berskala besar di Tanah Air.
“Dengan keberhasilan proyek ini, kami berharap dapat tercipta standar baru dalam pengelolaan dan perawatan pipa gas bawah laut di Indonesia,” ujar Yophi.
Lebih lanjut, proyek tersebut juga dinilai mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki sistem distribusi energi yang andal, aman, dan berkelanjutan. ATLA bersama PT PGAS Solution menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan teknologi serta inovasi di sektor energi.
“Komitmen kami adalah terus berkontribusi melalui teknologi dan inovasi, demi mendukung masa depan energi bangsa yang lebih cerah dan berdaya saing global,” pungkas dia.





