JAKARTA – Alam bukan untuk ditaklukkan, alam untuk dilestarikan. Keindahan alam lebih bisa dinikmati jika kita mengetahui caranya. Salah satunya dengan mendaki atau menyusuri keindahannya. Namun tidak sembarangan dalam menjalaninya, diperlukan ilmu yang mumpuni untuk bisa bersinergi dengan alam.
Berawal dari kejadian pada tanggal 23 Juni 1990, salah satu anggota Elpala SMA 68 Jakarta, Yudha Sentika telah dinyatakan hilang pada saat pendakian di Gunung Kerinci, Sumatra Barat, yang berketinggian 3805 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Atas dasar kejadian ini, dua anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya, Wariani Krihnayanni dan Onaria Fransisca, melakukan ekspedisi ke Gunung Kerinci bersama tim pecinta alam lainnya untuk beberapa tujuan. Ekspedisi ini dilakukan dalam rangka revitalisasi prasasti Yudha Sentika dan sekaligus membuat film dokumenter hilangnya Yudha. Tujuannya untuk mengenang dan menghormati perjuangan serta semangat Yudha Sentika dalam kegiatan pencinta alam.
Film ini disutradarai oleh Eka Bama Putra dengan Indira Sarasvati sebagai produser, serta Dar Edi Yoga bertindak sebagai eksekutif produser yang juga Bendahara PWI Jaya.
“Dokumenter ini diharapkan bisa menjadi sarana informasi dan edukasi mengenai pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian, serta menggugah kesadaran akan konservasi alam,” kata Dar Edi Yoga, Rabu (3/7).
Ekspedisi yang berlangsung dari tanggal 28 hingga 30 Juni 2024 ini melibatkan berbagai elemen masyarakat. Peserta ekspedisi terdiri dari anggota Elpala, kru film, mahasiswa dari Universitas Kehutanan Bengkulu dan SMK Kehutanan Pekanbaru, serta pihak Taman Nasional Kerinci Seblat. Kehadiran anggota PWI Jaya dalam ekspedisi ini menunjukkan sinergi antara media dan komunitas pencinta alam dalam upaya pelestarian alam dan penyebaran informasi.
Dalam perjalanan menuju puncak Gunung Kerinci, para peserta menghadapi berbagai tantangan alam yang tidak mudah. Namun, semangat untuk mengenang Yudha Sentika dan tujuan mulia dari ekspedisi ini memberikan motivasi kuat bagi seluruh peserta. Pendakian ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian fisik dan mental, tetapi juga momen refleksi dan penghormatan terhadap alam.
Wariani Krihnayanni dan Onaria Fransisca sebagai anggota PWI Jaya juga berperan dalam mendokumentasikan setiap langkah perjalanan. Mereka mencatat setiap detail, mulai dari persiapan, tantangan yang dihadapi, hingga momen-momen emosional yang terjadi selama ekspedisi. Laporan mereka diharapkan dapat memberikan gambaran mendalam tentang makna dari ekspedisi ini.
Ekspedisi ini berakhir dengan sukses pada 30 Juni 2024, di mana seluruh peserta kembali dengan selamat. Prasasti Yudha Sentika yang telah direvitalisasi kini berdiri kokoh di puncak Gunung Kerinci sebagai simbol keberanian dan semangat juang. Film dokumenter yang tengah dalam proses produksi diharapkan segera dirilis untuk memberikan wawasan dan inspirasi bagi masyarakat luas.
Dengan berakhirnya ekspedisi ini, diharapkan semangat Yudha Sentika dapat terus hidup dan menginspirasi generasi muda dalam menjaga dan melestarikan alam Indonesia. Ekspedisi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya persiapan matang dan kerjasama antar komunitas dalam setiap kegiatan alam bebas. (FEB)