Kisah Pilu Raya, Bocah di Sukabumi yang Meninggal Dunia karena Tubuhnya Dipenuhi Cacing

Kisah Pilu Raya, Bocah di Sukabumi yang Meninggal Dunia karena Tubuhnya Dipenuhi Cacing

Raya

SUKABUMI – Sebuah video viral di media sosial, seorang bocah yang terlihat lemas. Dalam video itu, seseorang yang kemungkinan adalah tenaga kesehatan sedang mengambil seekor cacing dari lubang hidungnya sebelah kiri.

Bukan cuma satu ekor, cacing di dalam tubuh bocah yang belakangan diketahui bernama Raya itu berjumlah ribuan. Raya, yang masih berusia 4 tahun ini akhirnya meninggal dunia secara tragis.

Akibat tubuhnya yang dipenuhi ribuan cacing, bayi asal Sukabumi, Jawa Barat itu sempat jatuh koma dan dilarikan ke rumah sakit. Kematian Raya sontak memicu keprihatinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Gubernur yang akrab disapa KDM itu marah dan mengancam akan memberikan sanksi pada aparat desa yang dinilai abai.

Kasus yang menimpa Raya ini bermula dari postingan lembaga relawan bantuan sosial Rumah Teduh Sahabat Iin di akun Instagram mereka pada akhir pekan lalu.

Dalam postingan itu, Raya digambarkan menderita penyakit cacingan atau askariasis akut. Dalam video itu, cacing gelang yang masih hidup sepanjang 15 cm dapat ditarik keluar dari lubang hidungnya.

Postingan itu sontak membuat puluhan ribu netizen prihatin. Video itu pun viral.

Akibat penyakit yang dideritanya, Raya dilarikan ICU RSUD di Sukabumi pada 13 Juli dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tubuh mungil Raya dimasuki cacing parasit karena sejak bayi sering bermain di bilik kolong rumahnya. Parahnya, kolong rumah itu juga menjadi tempat kandang ayam dan penuh kotoran hewan.

Bagaimana orangtua Raya?

Ayah Raya namanya Udin. Sebenarnya dia masih muda, usianya 32 tahun. Namun, Udin dikabarkan sakit-sakitan. TBC menggerogoti tubuhnya hingga dia tak berdaya.

Sementara ibunya, Endah (38), menderita gangguan jiwa. Sehingga Endah tak mampu merawat Raya yang sakit-sakitan.

Selain kondisi orangtua yang memprihatinkan, Raya juga tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan baik karena orangtuanya yang terbelit kemiskinan.

Tim kemanusiaan Rumah Teduh Sahabat Iin, saking banyaknya cacing yang bersarah di tubuh Raya, tim medis juga mengeluarkan cacing gelang dari kemaluan dan anus bocah itu, sebagian besar masih hidup. Yang lebih parah, cacing itu juga hidup di bagian kepalanya.

“Sudah lebih dari 1 kilo (gram) cacing dikeluarkan dari badannya, tapi tidak juga habis-habis,” ujar relawan dalam video tersebut.

Sedihnya, Raya tidak berkartu identitas, sehingga otomatis tidak memiliki BPJS untuk membiayai seluruh pengobatannya. Akhirnya tim relawan memiliki waktu 3×24 jam untuk mengurus BPJS agar biaya pengobatan dapat ditanggung pemerintah.

Namun yang terjadi, menurut versi relawan, mereka justru dilempar ke sana kemari oleh berbagai dinas berwenang di Kota Sukabumi. Lambatnya penanganan, membuat Raya meninggal dunia pada 22 Juli lalu. Dan biaya pengobatan selama Raya dirawat sebesar Rp23 juta ditanggung oleh tim relawan.

Sontak, kasus pilu yang dialami Raya memicu kemarahan publik. Dari ribuan komentar yang disampaikan, tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah setempat yang dinilai tidak tanggap.

“Yang seharusnya disalahkan adalah aparat desa setempat, tidak adakah kader posyandu? Tidak adakah yang memberi arahan untuk mengurus surat kependudukan? Biasanya beberapa bulan sekali ada penyuluhan tentang pentingnya obat cacing dari posyandu,” ujar pengguna Instagram Intan Dewiayu.

“Pajak diperas habis-habisan. Giliran butuh pemerintah, dioper sana-oper sini,” ujar pengguna lainnya, Kiki Nabill.

Tak hanya netizen, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga ikutan geram dengan sikap pemerintah di Sukabumi yang seolah tak peduli. Dedi menyampaikan permohonan maaf atas kasus yang dialami anak dari keluarga miskin bernama Raya.

Secara khusus, Dedi menyinggung Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala Desa, Bidan Desa di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, tempat Raya dan keluarganya tinggal.

“Saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan, fungsi posyandu-nya tidak berjalan, dan fungsi kebidanannya tidak berjalan,” kata Dedi melalui Instagram pada Selasa (19/8).

“Sanksi-sanksi akan kami berikan pada siapa pun dan daerah mana pun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat,” kata Dedi.

Dedi dalam pernyataannya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim relawan yang menangani Raya. Dia juga telah mengirim tim untuk merawat keluarga Raya yang diduga menderita penyakit TBC.

“Ini perhatian bagi kita semua seluruh aparat pemerintahan untuk senantiasa dalam setiap hari cross-check terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan. Jangan abai, jangan ribut ketika peristiwanya sudah terjadi,” kata Dedi.

Artikel Kisah Pilu Raya, Bocah di Sukabumi yang Meninggal Dunia karena Tubuhnya Dipenuhi Cacing pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

 tangselxpress.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *