TANGERANG SELATAN– Tidak semua laki-laki berani menghadapi kenyataan. Ada yang memilih diam saat salah, pergi tanpa penjelasan, atau bahkan bersembunyi di balik alasan demi menghindari tanggung jawab. Tipe seperti ini sering disebut “laki-laki pengecut” — bukan karena takut fisik, tapi karena tidak berani bersikap jujur dan dewasa dalam hubungan.
Psikolog hubungan, Lestari Wulandari, M.Psi, menyebut bahwa sikap pengecut sering muncul dari ketakutan emosional. “Banyak laki-laki tumbuh dengan anggapan bahwa menunjukkan perasaan berarti lemah. Akhirnya, ketika menghadapi konflik, mereka memilih kabur,” ujarnya.
Lalu, bagaimana cara terbaik menghadapi tipe seperti ini tanpa ikut terluka terlalu dalam?
1. Jangan Kejar Penjelasan yang Tak Akan Datang
Kalau dia memilih pergi tanpa kata, biarkan. Mengejar seseorang yang tidak berani jujur hanya menambah luka. Tindakan diamnya sudah cukup menjelaskan siapa dirinya sebenarnya.
2. Sadari Bahwa Itu Bukan Salahmu
Seseorang yang lari dari tanggung jawab adalah refleksi dari ketidakmatangan dirinya, bukan cerminan kekuranganmu. Jangan biarkan rasa bersalah menghantuimu.
3. Fokus pada Martabat Diri
Ketenangan adalah bentuk kekuatan. Tunjukkan bahwa kamu mampu berdiri tegak meski ditinggalkan tanpa penjelasan. Tak ada balasan yang lebih elegan selain melanjutkan hidup dengan kepala tegak.
4. Jangan Balas dengan Cara yang Sama
Balas dengan kedewasaan. Hindari sindiran, postingan emosional di media sosial, atau konfrontasi yang tak perlu. Laki-laki pengecut justru merasa menang ketika tahu kamu terpancing emosi.
5. Bangun Batas Sehat untuk Diri Sendiri
Belajar dari pengalaman itu penting. Kenali tanda-tanda perilaku tidak bertanggung jawab sejak awal agar kamu bisa menghindarinya di hubungan berikutnya.
Lestari menegaskan, keberanian sejati bukan soal otot atau kata-kata keras, tapi kemampuan menghadapi kebenaran. “Kalau seseorang sungguh mencintai, ia akan hadir — bukan menghilang ketika keadaan sulit,” ujarnya.
Jadi, menghadapi laki-laki pengecut bukan tentang membalas dendam, tapi tentang memilih tetap bermartabat. Karena pada akhirnya, yang kuat bukan dia yang lari, melainkan kamu yang tetap berjalan dengan tenang.
Artikel Saat Dia Tak Cukup Berani: Belajar Tetap Tenang Saat Ditinggalkan pertama kali tampil pada tangselxpress.com.
tangselxpress.com