JAKARTA– Cuaca panas ekstrem tengah melanda sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Suhu udara terasa menyengat hampir di seluruh Pulau Jawa hingga Bali, membuat masyarakat merasakan hawa gerah yang tidak biasa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh pergeseran posisi semu matahari ke arah selatan.
“Saat ini posisi matahari berada di sekitar ekuator hingga selatan Kalimantan dan Jawa. Sehingga wilayah seperti Jakarta mengalami pemanasan maksimal,” ujar Senior Forecaster BMKG, Iqbal Fathoni, dikutip dari RRI.
Menurut Iqbal, pergeseran orbit matahari tersebut mengakibatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan Indonesia menjadi jarang. Kombinasi kedua faktor inilah yang menyebabkan suhu udara terasa sangat panas.
Meski begitu, BMKG menegaskan bahwa kondisi ini bukan termasuk kategori heatwave atau gelombang panas.
“Kalau dibilang heatwave itu tidak, karena suhu maksimum di Jakarta masih di kisaran 34–36 derajat Celsius. Sementara rekor tertinggi nasional sejauh ini 37,6 derajat Celsius,” jelasnya.
Iqbal menambahkan, fenomena cuaca panas ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal November 2025, sebelum memasuki musim hujan. Potensi hujan di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara saat ini bersifat sporadis, umumnya terjadi sore hingga malam hari, dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau angin kencang.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa cuaca panas ekstrem akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November, seiring meningkatnya tutupan awan dan masuknya musim hujan.
“Kenapa terasa makin panas? Pertama, karena minim tutupan awan sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan tanpa hambatan. Kedua, karena radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” jelas Dwikorita.
Dwikorita juga mengingatkan bahwa Indonesia kini sedang berada dalam masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang kerap ditandai dengan cuaca tak menentu.
Selain itu, BMKG memperkirakan fenomena La Nina lemah akan berlangsung dari Oktober 2025 hingga Januari 2026, yang diperkirakan meningkatkan curah hujan secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.
Artikel BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia, Akan Bertahan hingga Awal November pertama kali tampil pada tangselxpress.com.
tangselxpress.com