RISKS.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan kesiapan daerahnya menjadi penggerak utama ekosistem dan industri halal nasional hingga level global. Optimisme itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada gelaran East Java Halal Industry Festival 2025 di Surabaya, Senin (24/11).
“Industri halal adalah peluang besar. Jatim harus mampu menjadi motor penggerak ekosistem halal Indonesia dan mengambil peran lebih besar dalam pasar global,” ujar Khofifah.
Pada forum bertema Penguatan Industri Halal Menuju Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara tersebut, dia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Mulai pelaku IKM, akademisi, pemerintah daerah, hingga pelaku industri besar disebut harus bersinergi membangun rantai halal terpadu.
Target Pasok Makanan Haji dan Umrah
Khofifah memaparkan peluang kerja sama internasional, salah satunya penyediaan makanan siap saji (ready to eat) untuk jamaah haji dan umrah. Jawa Timur, kata dia, memiliki potensi pemasok melalui IKM dan unit pemotongan bersertifikasi halal.
“Kalau untuk catering, IKM mana yang bisa diajak tumbuh dan berpartisipasi? Maka yang diutamakan nanti Rumah Potong Unggas (RPU) dan Rumah Potong Hewan (RPH) kita. Pihak Saudi juga akan melakukan verifikasi. Ini peluang luar biasa yang bisa kita maksimalkan,” tegasnya.
Menurut Khofifah, momentum itu tepat. Pasalnya, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi baru saja berkoordinasi dengan Pemprov Jatim minggu lalu. “Mungkin Desember dari Kementerian Haji akan melakukan kurasi. Jenis makanan apa yang sudah diverifikasi oleh mereka, kemungkinan yang nyaman dengan lidah masyarakat kita,” tambahnya.
Dia menyebut peluang tersebut bukan hanya untuk Jawa Timur. Provinsi lain yang belum siap menyediakan catering haji bisa ikut bersinergi dengan Jatim.
“Ini baru Jawa Timur, tapi kemungkinan peluang untuk provinsi lain juga besar. Maka sama-sama kita koordinasikan,” ujarnya. Khofifah berharap ada IKM Jatim yang bisa masuk dalam jaringan penyediaan konsumsi haji dan umrah. “Ini peluang membuka konektivitas industri halal dengan pasar yang besar.”
Roadmap Halal dan Posisi Indonesia
Khofifah juga menyoroti peta jalan (roadmap) industri halal nasional. Indonesia saat ini menempati peringkat pertama dunia dalam sektor modest fashion. Namun pada sektor farmasi dan kosmetik halal, posisi Indonesia masih berada di bawah Malaysia.
“Saya ingin memanggil memori dan perspektif untuk merancang bangun roadmap industri halal yang dibuat Kementerian Perindustrian bagi Jawa Timur,” katanya.
Dia menegaskan bahwa industri halal bukan isu agama, melainkan ekonomi global. “Ternyata negara-negara di dunia punya target program andalan masing-masing. Maka tugas kita menjelaskan bahwa sisi ekonomi ini tidak ada kaitannya dengan agama mayoritas yang dianut warganya,” pungkasnya.





