PTDI Gandeng Scytalys, N219 Bakal Disulap Jadi Pesawat Pengintai Laut Canggih untuk Bakamla

n19

RISKS.ID – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi menggandeng perusahaan teknologi pertahanan asal Yunani, Scytalys, untuk mengembangkan pesawat N219 Nurtanio menjadi armada pengintai maritim canggih (Maritime Surveillance Aircraft/MSA).

Pesawat ini nantinya bakal memperkuat patroli Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI di wilayah perairan nasional.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan kerja sama ini menjadi langkah strategis dan bersejarah bagi industri dirgantara Indonesia. Penandatanganan Framework Agreement (FA) dilakukan langsung oleh Gita dan CEO Scytalys, George Menexis, di Athena, Yunani, pada 21 November 2025. Penandatanganan itu disaksikan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Irvansyah.

“Untuk pertama kalinya, pesawat N219 yang murni karya anak bangsa akan dikembangkan untuk misi pengawasan militer dan paramiliter, bukan sekadar sebagai pesawat angkut sipil,” tegas Gita, Minggu (23/11).

Dia menjelaskan, PTDI akan menjadi kontraktor utama yang bertugas mengelola konfigurasi pesawat, sementara Scytalys bertanggung jawab mengintegrasikan sistem misi.

Kolaborasi ini memungkinkan N219 MSA dibekali ‘otak’ pelacakan digital berupa MIMS Airborne Mission System.

N219 MSA akan dilengkapi sensor elektro-optik yang mampu mendeteksi objek hingga jarak 20 kilometer serta radar maritim berjangkauan 160 nautical miles (NM). Fitur itu menjadikan pesawat ini calon “mata dan telinga” baru penjaga laut Indonesia.

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Irvansyah menyambut baik proyek transformasi N219 tersebut. Menurutnya, penggunaan produk dalam negeri harus dimaksimalkan, terlebih untuk mendukung operasi keamanan laut.

“Kita maksimalkan produk dalam negeri. PTDI bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” ujar Irvansyah. Bakamla sudah mengajukan kebutuhan empat unit N219 MSA ke Kementerian PPN/Bappenas.

Pesawat pengintai ini dirancang memiliki endurance lebih dari lima jam di udara. Selain radar canggih, pesawat akan dibekali Tactical Datalink yang mampu mengirim data target secara real-time ke pusat komando.

Teknologi ini diyakini dapat menutup celah pengawasan laut di wilayah perbatasan yang selama ini sulit dijangkau.

Adapun pengerjaan spesifikasi teknis akan dimatangkan melalui Focus Group Discussion (FGD) hingga 2026. Kontrak pengadaan ditargetkan bisa diteken pada akhir 2026.

Jika terealisasi tepat waktu, Indonesia bakal memiliki pesawat pengintai maritim berbasis platform karya anak bangsa, namun dengan kemampuan kelas dunia.

Pesawat ini digadang-gadang menjadi penjaga baru kedaulatan laut Nusantara, dari penyelundupan, pencurian ikan, hingga potensi pelanggaran batas wilayah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *