RISKS.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan nelayan agar meningkatkan kewaspadaan dan memprioritaskan keselamatan saat melaut di tengah cuaca ekstrem akibat siklon tropis FINA yang masih terjadi di kawasan Indonesia Timur.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif meminta nelayan dan pemilik kapal perikanan mematuhi standar operasional kapal atau memilih tidak melaut sementara waktu hingga kondisi cuaca kembali normal.
“Seperti kita tahu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi di kawasan Laut Arafuru,” kata Latif dalam keterangan tertulis, Senin (24/11).
Latif juga menegaskan agar syahbandar di pelabuhan perikanan tidak mengeluarkan persetujuan berlayar jika kondisi cuaca belum membaik.
“Risiko melaut sangat tinggi, sehingga untuk mencegah kecelakaan para nelayan diimbau untuk tidak melaut beberapa saat demi keselamatan bersama,” imbuh dia.
Dia mengajak pelaku usaha dan nelayan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, tak hanya petugas pelabuhan tetapi juga BMKG untuk memantau perkembangan cuaca secara berkala.
Selain itu, Latif kembali mengingatkan pemilik kapal agar menjamin perlindungan sosial awak kapal perikanan melalui asuransi ketenagakerjaan. Menurut dia, jaminan tersebut wajib dimiliki seluruh pekerja di kapal perikanan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa jaminan sosial bagi masyarakat kelautan dan perikanan merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan.
Apa Itu Siklon Tropis?
Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis merupakan badai kuat dengan radius 150–200 km yang terbentuk di perairan bersuhu hangat, di atas 26,5°C. Di pusatnya, terdapat angin berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km per jam.
Siklon tropis memiliki sistem tekanan rendah dan kumpulan awan konvektif yang membentuk badai. Kecepatan angin maksimumnya minimal 34 knot dan bertahan setidaknya enam jam.
Beberapa siklon tropis juga memiliki “mata badai”, yakni area tenang berukuran 10–100 km yang dikelilingi dinding badai dengan angin terkuat. Fenomena ini umumnya bertahan 3 hingga 18 hari, dan melemah saat memasuki perairan dingin atau bergerak ke daratan.
Istilah siklon tropis berbeda-beda menurut wilayah pembentukannya. Di Samudra Pasifik Barat disebut typhoon atau topan, di daerah India dan Australia disebut cyclone, sementara di Samudra Atlantik dikenal sebagai hurricane.





