RISKS.ID – PT Telkom Indonesia Persero Tbk (TLKM) menargetkan pemisahan (spin-off) bisnis dan aset wholesale fiber connectivity dari Telkom kepada PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia tuntas sepenuhnya pada fase kedua di 2026.
Total nilai aset wholesale fiber connectivity yang dialihkan mencapai Rp90 triliun. Sebelumnya, pada Jumat (12/12), spin-off sebagian bisnis dan aset tersebut telah mengantongi persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengatakan, persetujuan pemisahan bisnis dan aset tersebut memperkuat agenda transformasi perseroan untuk membangun struktur usaha yang lebih fokus dan tangkas. “Ini menjadi bagian penting dari upaya kami menata portofolio agar lebih efektif dan adaptif,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/12).
Menurut dia, pemisahan sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity ke entitas baru merupakan bagian dari strategi transformasi TLKM 30. Langkah ini menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem konektivitas digital yang merata di Indonesia.
InfraNexia juga diproyeksikan menjadi penggerak pertumbuhan baru. Entitas ini diharapkan memperkuat kinerja perusahaan melalui optimalisasi aset infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur digital.
Setelah fase spin-off pertama, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50 persen total infrastruktur jaringan fiber Telkom. Cakupannya meliputi segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lainnya.
Melalui aksi korporasi tersebut, Telkom menjelaskan bahwa InfraNexia akan lebih fokus mengembangkan bisnis fiber, meningkatkan efisiensi biaya operasional dan investasi, serta membuka peluang network sharing dan kemitraan strategis. Langkah ini ditujukan untuk menciptakan nilai tambah optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Perseroan menegaskan, kehadiran InfraNexia merupakan wujud komitmen Telkom mendukung agenda transformasi jangka panjang BUMN sesuai arah kebijakan nasional dan amanah Danantara. Tujuannya meningkatkan efisiensi sekaligus memberikan kontribusi maksimal bagi negara.
Besarnya potensi pasar dan luasnya ruang ekspansi di berbagai sektor membutuhkan dukungan konektivitas digital yang andal. Kondisi tersebut membuka peluang besar bagi InfraNexia sebagai penyedia infrastruktur konektivitas utama di Indonesia.
Secara keseluruhan, Telkom menegaskan komitmennya melanjutkan transformasi jangka panjang melalui empat pilar strategis dalam TLKM 30. Pembentukan InfraNexia masuk dalam pilar ketiga, yakni unlocking value atas portofolio infrastruktur digital TelkomGroup. Adapun pilar lainnya mencakup peningkatan keunggulan operasional dan layanan, penguatan tata kelola serta efisiensi modal; konsolidasi dan penataan portofolio bisnis; serta penegasan transisi Telkom menuju entitas strategic holding guna menciptakan nilai jangka panjang.





