Hasil Investigasi: Ditemukan Kekejaman pada Hewan pada Rantai Pasok Telor dari Jaringan Kopi Ternama

JAKARTA – Hasil sebuah investigasi terhadap rantai pasok telur di jaringan kopi ternama S ditemukan adanya kekejaman terhadap hewan. Hal ini menimbulkan risiko keamanan pangan bagi masyarakat.

Adapun investigasi ini dilakukan di peternakan pemasok Erlangga Eggs, yang telurnya digunakan dalam makanan panggang dan siap saji di seluruh lokasi kopi ternama tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kopi kenamaan tersebut menaruh pelanggan dan masyarakat dalam risiko keamanan pangan. Selain itu mereka juga mengabaikan kekejaman serius terhadap hewan dalam rantai pasokannya,” kata perwakilan equitas, organisasi perlindungan konsumen dan kesejahteraan hewan internasional, Dana Taborasi melalui keterangannya, dikutip Sabtu (3/2).

Menurut dia, jaringan kopi tersebut telah berkomitmen untuk hanya menyediakan telur bebas kandang di gerai di Amerika Serikat dan pasar barat lainnya. “Namun perusahaan tersebut dan mitra toko rotinya, terus melayani pelanggan Indonesia dengan produk telur dari peternakan kandang baterai yang kejam dan kotor,” kata dia.

“Hampir setiap jaringan kafe internasional ternama telah menetapkan tenggat waktu untuk segera beralih ke penggunaan telur bebas kandang di Indonesia dan global. Sehingga di mana pun mereka berada, berhak atas kualitas dan keamanan pangan yang setara,” tambahnya.

Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) dan belasan tim peneliti internasional memiliki risiko kontaminasi strain utama salmonella 33 kali lebih besar. Produksi telur kandang baterai telah dilarang atau dihapus secara bertahap di lebih dari 30 negara.

Utamanya, di Uni Eropa, Selandia Baru, Inggris, Kanada, dan India. Di AS, banyak negara bagian, termasuk Washington, Oregon, California, Massachusetts, Michigan, dan Rhode Island, juga telah melarang produksi atau penjualan telur kandang baterai.

“Kami mengecam jaringan kopi atau produksi yang memberikan pelanggannya telur dari ayam kandang baterai di Indonesia. Padahal produksi telur yang dikurung sangatlah kejam dan tidak aman,” ujarnya.

“Mereka harus memperlakukan semua pelanggan secara setara dan mengejar ketertinggalan dari jaringan kopi terkemuka lainnya. Tentunya dengan menetapkan komitmen untuk mengakhiri penggunaan telur kandang baterai di Indonesia dan global,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *