RISKS.ID, Jakarta – Kenaikan harga beras dalam beberapa pekan terakhir mulai berdampak pada aktivitas jual-beli di sejumlah pasar tradisional.
Di Pasar Karang Anyar, Jakarta Pusat, para pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli, terutama dari pelanggan tetap seperti pemilik warteg dan rumah makan.
Rifky (27), salah satu pedagang beras di pasar tersebut, mengaku kehilangan beberapa pelanggan yang biasa membeli dalam jumlah besar. Ia menyebut bahwa sebagian konsumen mulai mencari alternatif di tempat lain yang menawarkan harga lebih kompetitif.
“Banyak pelanggan tetap yang mulai mengurangi belanja, bahkan ada yang memilih ke pasar lain atau warung kecil demi harga lebih murah,” ujar Rifky, Kamis (24/7/2025).
Sementara, Weni (36), pelanggan setia Pasar Karang Anyar. Ia mengatakan kini lebih berhati-hati dalam membeli beras dan kerap membandingkan harga di beberapa lokasi sebelum memutuskan membeli.
“Kalau selisihnya kecil tapi kualitas di langganan saya lebih bagus, saya tetap beli di sana. Tapi kalau beda harga sampai Rp2.000, saya pikir-pikir dulu,” katanya.
Menurut Rifky, harga beras dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Kondisi ini mendorong sebagian konsumen untuk mengurangi volume pembelian mereka.
“Yang biasanya beli dua kilo, sekarang cuma satu atau satu setengah kilo. Tapi tetap beli karena kebutuhan makan tidak bisa ditunda,” jelasnya.
Rifky juga mencatat adanya perubahan perilaku konsumen. Selain lebih selektif dalam membeli, mereka juga menjadi lebih waspada terhadap kualitas beras yang ditawarkan, terutama setelah muncul isu terkait beras oplosan.
“Beberapa pembeli sempat bertanya soal kualitas, karena sebelumnya sempat ramai kabar soal beras oplosan,” ucapnya.





