Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Karung di Kediri Terungkap, Pelaku Ayah Kandung Korban

mayat dalam karung kediri

KEDIRI – Polisi dari Polres Kota Kediri akhirnya berhasil membongkar misteri pembunuhan Desy Lailatul Khoiriyah (DL) gadis 20 tahun, yang mayatnya ditemukan di dalam karung di sekitaran Arca Totok Kerot, Bulupasar, Kabupaten Kediri.

Pelaku tak lain dan tak bukan adalah Suprapto, yang merupakan ayah kandung korban. Hal ini sesuai dengan prediksi ibu dan kakek korban sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha membenarkan hal ini. Suprapto ditangkap polisi di tempat persembunyiannya di Tulungagung.

“Benar pelaku berhasil diamankan anggota gabungan di wilayah Tulungagung, dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Ayahnya sendiri,” kata Rizkika, Sabtu (15/7).

Pihaknya langsung membawa pelaku ke Polres Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut termasuk modus yang dilakukan pelaku sehingga melakukan pembunuhan kepada DL.

“Untuk sementara terkait motif, modus pelaku melakukan tindakannya terhadap korban DL, akan disampaikan lebih lanjut usai pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelaku,” ujar dia.

Ia juga berterimakasih atas dukungan dari semua pihak sehingga pelaku berhasil ditangkap.

“Terima kasih atas doa, dukungan dari warga masyarakat Kabupaten Kediri terkait pengungkapan kasus ini,” kata Rizkika Atmadha

Kasus temuan mayat di dalam karung menggegerkan warga. Jenazah ditemukan di dekat arca Totok Kerot, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Jenazah ditemukan oleh warga di saluran irigasi pada Sabtu (8/7). Saat ditemukan, sudah tercium bau busuk.

Temuan itu juga langsung dilaporkan ke polisi. Jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk dilakukan autopsi, hasilnya korban adalah DL (20), warga Desa Banggle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

Saat ditemukan, terdapat luka di bagian ubun-ubun korban, luka memar tangan, serta kedua lengan tangan. Korban saat dibuang kedua tangan diikat dengan kerudung, begitu juga dengan kakinya juga diikat dengan kerudung.

Keluarga korban, sangat sedih dengan kejadian itu. Maryono (73), kakek korban menjelaskan pada Rabu (5/7), dirinya sedang mengaji sedangkan ibu korban takziah di Blitar, sehingga rumah dalam keadaan kosong.

Hingga Rabu malam, cucunya yang bekerja di foto kopi belum pulang, padahal biasanya pulang sekitar jam 20.00 WIB.

Keluarga sempat mencari, tapi nihil. Hingga kemudian, keluarga menerima kabar kematian korban yang tragis.

Keluarga curiga dengan ayah korban, S sebab selama ini tidak akur dengan anaknya. Bahkan, sejak kecil keluarganya juga hampir tidak pernah diberi nafkah. Bahkan, S juga sering ke lokasi kerja anaknya tanpa sepengetahuan keluarga.

Maryono juga menyebut, jika ayah korban itu mempunyai temperamen kasar dan pendendam. Bahkan, anaknya sendiri pernah diancam.

Keluarga berharap agar pelaku diadili.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *