JAKARTA – Kucing adalah salah stu hewan piaraan yang rentan terkena penyakit. Nah, salah satu penyakit yang menyerang kucing adalah ringworm.
Ringworm tentu membuat kucing merasa tidak nyaman. Sebagai pemilik, Anda pasti juga ikut sedih saat melihatnya.
Tak perlu panik, yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai ringworm melalui artikel berikut supaya Anda lebih waspada saat memelihara kucing!
Gejala Ringworm Kucing
Ringworm adalah salah satu penyakit infeksi jamur kulit yang paling banyak ditemui pada kucing. Penyakit ini juga dikenal dengan feline dermatophytosis.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini menyerang bagian kulit, bulu, hingga kuku anabul kesayangan Anda.
Supaya jamur tidak semakin menyebar pada badan kucing, berikut adalah gejala ringworm yang perlu Anda ketahui.
1. Bulu rontok
Alopecia atau bulu rontok merupakan salah satu gejala utama dari ringworm.
Kerontokan bulu kucing ini biasanya disertai dengan terbentuknya bercak kulit melingkar menyerupai cincin yang cukup tebal.
Mengutip dari laman Blue Cross, bulu rontok karena ringworm paling sering ditemukan pada bagian kepala, telinga, atau kaki kucing.
Selain meninggalkan bercak melingkar, area ini biasanya juga terlihat meradang atau memiliki lesi (bercak luka).
2. Gatal-gatal
Kulit yang terinfeksi ringworm akan membuat kucing Anda merasa gatal-gatal.
Kucing Anda bahkan bisa terus menggaruk badannya saat tertidur karena merasa tidak nyaman dengan infeksi jamur tersebut.
Maka, saat kucing Anda tampak sering menggaruk bagian tubuh tertentu, terutama kepala, telinga, atau kaki, coba periksa apakah ada jamur ringworm pada tubuhnya.
3. Distorsi kuku
Bukan hanya berdampak pada kulit, ringworm juga bisa membuat kuku kucing terasa lebih kasar dan menebal. Kondisi ini dikenal sebagai distorsi kuku atau perubahan kuku karena infeksi.
Distorsi kuku bisa terjadi karena jamur juga memakan keratin yang berfungsi untuk membuat kuku sehat dan kuat.
Beberapa gejala ringworm memang terlihat mirip dengan masalah kulit kucing lainnya, seperti alergi kutu atau flea allergy.
Untuk memastikan kondisi kucing Anda, bawalah mereka ke dokter hewan. Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan bantuan alat yang disebut Wood’s lamp.
Penyebab ringworm kucing
Ringworm merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Mengutip situs International Cat Care, ringworm terjadi karena jamur penyebab infeksi memakan keratin.
Keratin merupakan salah satu protein yang berfungsi untuk menjaga kesehatan bulu, rambut, dan kuku.
Meski semua jenis kucing bisa terinfeksi jamur, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada kucing berbulu panjang.
Kucing yang berusia di bawah satu tahun atau sudah terlalu tua juga lebih berisiko terinfeksi jamur karena sistem kekebalan tubuhnya lebih lemah.
Ringworm termasuk dalam penyakit zoonosis, yang artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
Penyebran penyakit infeksi ini juga bisa terjadi melalui benda atau lingkungan yang ditumbuhi jamur tertentu.
Pengobatan ringworm kucing
Tidak hanya bertujuan untuk menyembuhkan, pengobatan juga bisa mencegah baik risiko penularan penyakit kucing ke manusia maupun anabul lainnya.
Berikut adalah beberapa perawatan yang kerap diberikan pada anabul dengan ringworm.
– Potong bulu: untuk memastikan tidak ada jamur yang tersisa dan memudahkan pemantauan perawatan.
– Sampo antijamur: diberikan 1–2 kali dalam satu minggu sampai infeksi hilang sepenuhnya.
– Obat antijamur: pemberian salep atau obat antijamur melalui mulut.
– Dekontaminasi lingkungan: jamur bisa bertahan di lingkungan yang terinfeksi sampai dua tahun. Oleh karena itu, lakukan dekontaminasi dengan membersihkan tempat tinggal kucing secara teratur.
Lama pengobatan infeksi jamur pada kulit kucing bisa bervariasi, tergantung dengan kesehatan anabul secara menyeluruh dan area yang terinfeksi.
Beberapa pengobatan mungkin memakan waktu beberapa bulan, tetapi sebagian besar kasus ini bisa ditangani dengan baik.
Ringworm merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling mudah menular. Oleh karena itu, jika Anda memiliki beberapa kucing sekaligus, pastikan untuk memisahkan kucing sehat dengan yang terinfeksi.
Selain itu, usahakan untuk menggunakan sarung tangan saat merawat kucing yang sedang sakit dan selalu ikuti saran perawatan dari dokter hewan.