
TANGSEL – Film Selepas Tahlil, bukan semata-mata kisah horor penuh penampakan. Di balik itu, tersimpan konflik batin yang mendalam antara anak dan orangtua seperti rasa bersalah yang datang terlambat, dan perasaan tidak benar-benar mengenal sosok yang selama ini mereka panggil ‘ayah’.
Adriano Rudiman, sang sutradara menyatakan, film ini merupakan film layar lebar pertama yang ditujukan sebagai refleksi akan warisan tak terlihat yang bisa saja masih ‘hidup’ dan terjadi di banyak keluarga Indonesia.
“Cerita seperti ini sangat familiar. Dari kecil saya sering dengar kisah mayat yang sulit meninggal karena ikatan ilmu hitam. Tapi di balik terornya, ada cerita tentang keluarga yang menyimpan banyak luka,” ujar Adriano.
Selepas Tahlil menyuguhkan atmosfer mencekam yang dibangun dengan desain suara tajam dan menusuk serta didukung visual yang pekat.
Dari potongan dialog hingga keheningan yang mencekam, semua diarahkan untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman, bukan karena volume yang mengejutkan, tapi karena kedekatan cerita dengan realitas hidup manusia.
Adapun, Selepas Tahlil adalah film horor-drama produksi BION Studios yang bercerita tentang dua saudara yang diteror oleh jenazah ayah mereka sendiri yang bangkit dan berjalan dari Surabaya ke Lamongan, setelah wasiat terakhirnya tidak dipenuhi.
Cerita film ini terinspirasi dari episode viral podcast horor Lentera Malam, turut dibintangi oleh Aghniny Haque, Bastian Steel, dan Epy Kusnandar, dijadwalkan tayang perdana secara serentak di bioskop pada Kamis, 10 Juli 2025 mendatang.
Artikel Film ‘Selepas Tahlil’, Ada Konflik Batin di Balik Atmosfer Mencekam pertama kali tampil pada tangselxpress.com.
tangselxpress.com





