OJK Nilai Perbankan Masih Punya Ruang Dorong Pembiayaan Produktif

ojk

RISKS.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perbankan nasional masih memiliki ruang yang cukup untuk mendukung pembiayaan produktif. Optimisme tersebut sejalan dengan pertumbuhan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) yang diperkirakan mulai mengalami moderasi ke depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, ruang pembiayaan produktif tetap terbuka selama disertai pengelolaan risiko yang cermat serta selaras dengan arah kebijakan ekonomi ke depan.

Bacaan Lainnya

“Ruang pembiayaan produktif tetap terbuka sepanjang dilakukan dengan pendekatan manajemen risiko yang prudent,” ujar Dian dalam jawaban tertulis di Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), posisi undisbursed loan per November 2025 mencapai Rp2.509,4 triliun atau setara 23,18 persen dari total plafon kredit yang tersedia.

Menurut Dian, tingginya pertumbuhan undisbursed loan mencerminkan masih adanya ruang penarikan kredit di masa mendatang. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan debitur untuk melakukan ekspansi usaha ketika situasi ekonomi semakin membaik.

Dengan komitmen kredit yang besar, potensi peningkatan realisasi kredit ke depan tetap terbuka. Apabila kepercayaan pelaku usaha meningkat, pencairan kredit diperkirakan akan ikut terdorong dan berdampak positif terhadap pertumbuhan sektor riil.

“Pertumbuhan undisbursed loan diperkirakan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis bank,” kata Dian.

Dia menambahkan, pemulihan di sejumlah sektor ekonomi yang dibarengi dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang optimal diharapkan mampu meningkatkan efek pengganda terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.

Sejumlah faktor dinilai dapat mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan, antara lain transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik, tren penurunan suku bunga pinjaman, serta percepatan belanja pemerintah dan investasi swasta.

Dari sisi indikator aktivitas ekonomi, PMI Manufaktur Indonesia pada November 2025 tercatat berada di level ekspansi sebesar 53,50. Angka tersebut membaik dibandingkan Oktober 2025 yang berada di level 51,20.

Perbaikan PMI Manufaktur tersebut, menurut Dian, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi. Jika tren ini berlanjut, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 masih berpotensi menguat dan turut mendorong permintaan kredit perbankan.

Prospek perekonomian yang membaik juga tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2025 yang tetap berada di zona optimistis di level 124,03, meningkat dibandingkan Oktober 2025 sebesar 121,22.

Dian menegaskan, OJK terus aktif berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan, termasuk anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Koordinasi tersebut dilakukan untuk memantau perkembangan serta menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *