JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, toko penjualan daring (electronic commerce/e-commerce) menjadi salah satu penopang peningkatan kinerja industri tekstil terhadap perekonomian negara.
“Peningkatan kinerja ini salah satunya juga kontribusi dari peran e-commerce, dalam hal ini termasuk Tokopedia, dan tumbuhnya preferensi masyarakat terhadap brand lokal. Tentunya peningkatan konsumsi ini harus disambut baik sebagai peluang bagi industri tekstil kita untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurut Menperin, dengan adanya e-commerce masyarakat lebih mudah untuk mencari preferensi produk lokal turunan tekstil seperti fesyen yang diinginkan. Sehingga hal ini turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah pelaku dan penjualan industri fesyen di tanah air.
“Saat ini terdapat 962 ribu industri fesyen di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan melalui e-commerce para pelaku industri bisa memanfaatkan peluang yang ada, seperti proyeksi nilai pasar domestik industri fesyen pada tahun 2024 diperkirakan mencapai USD7,72 miliar. Potensi pasar tersebut berasal dari tiga sektor utama, yaitu sektor apparel senilai USD4,04 miliar, sektor aksesoris USD2,18 miliar, dan sektor alas kaki USD1,64 miliar.
Pihaknya juga menilai adanya potensi pertumbuhan industri fesyen yang mencapai 4,26 persen per tahun hingga tahun 2029, dengan nilai pasar sebesar USD9,6 miliar.
“Angka ini masih bisa meningkat, karena seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional,” kata dia.
Selain itu ia mengatakan, melihat dari proyeksi nilai pasar dan kinerja industri tekstil terhadap perekonomian negara, Menperin menepis adanya isu yang menyatakan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami penurunan (sunset).
“Saya khawatir, narasi ini sengaja dibuat, agar Indonesia tidak lagi memperhatikan atau mendukung industri tekstil nasional, sehingga kita lepas saja dimasukkan oleh barang-barang impor,” ujarnya.