JAKARTA – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan pekerja migran Indonesia (PMI) setiap tahun menyumbangkan devisa sebesar USD14,22 miliar.
“Jadi pekerja migran Indonesia ini setiap tahun menyumbangkan USD14,22 billion sehingga cadangan devisa atau devisa yang berasal dari mereka ini nomor dua setelah migas,” kata Juda dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat.
BI dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menjalin kerja sama melalui penandatangan Nota Kesepahaman Tentang Kerja Sama Dan Koordinasi Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Dan Keuangan Serta Statistik Pekerja Migran Indonesia.
Juda menuturkan capaian devisa dari PMI tergolong terbesar kedua setelah ekspor migas Indonesia.
“Jadi memang sumbangannya perannya sangat signifikan dalam perekonomian kita, bukan saja pada keluarga mereka, pendidikan keluarga atau kesehatan keluarga mereka yang ditinggalkan, yang pada akhirnya juga tentu saja kepada PDB kita pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada cadangan devisa kita ya karena USD14,22 billion cukup besar,” ujarnya.
Cadangan devisa saat ini di Bank Indonesia tercatat sekitar USD138 miliar, sehingga capaian devisa dari PMI mencapai lebih dari 10 persen dari jumlah cadangan devisa di BI.
Total jumlah pekerja migran Indonesia mencapai sebanyak 273.747 orang, penempatan pada periode Januari hingga Desember 2023, berdasarkan data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Diketahui, ekspor Indonesia pada April 2024 tercatat sebesar USD19,62 miliar, naik sebesar 1,72 persen (year-on-year/yoy), didorong oleh peningkatan ekspor migas sejalan dengan meningkatnya harga energi global.
Di sisi lain, ekspor sektor nonmigas pada April 2024 tercatat sebesar USD18,27 miliar, dengan share terbesar berasal dari ekspor bahan bakar mineral (16,83 persen dari total ekspor nonmigas).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 tercatat mencapai USD81,92 miliar, dengan share terbesar berasal dari ekspor ke China (23 persen dari total ekspor), disusul Amerika Serikat (10,48 persen), dan India (9,01 persen). Ekspor Indonesia ke kawasan ASEAN pada periode yang sama memberikan sumbangan sebesar 17,74 persen.