RISKS.ID – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur pada Triwulan I dan II 2025 berada di bawah angka pertumbuhan nasional akibat terdampak industri pertambangan dan sektor jasa konstruksi yang turun, termasuk dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara yang turun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto di Samarinda, Rabu, menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 adalah 4,87 persen (year-on-year) dan pada triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12 persen (year-on-year).
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada Triwulan I 2025 adalah 4,08 persen (y-on-y) dan Triwulan II 2025 adalah 4,69 persen (y-on-y).
“Tentunya kita semua berharap, perekonomian Kaltim tumbuh lebih tinggi pada Triwulan III 2025 dibanding Triwulan I dan II,” ujar Budi Widihartanto saat membuka kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Timur.
Pertumbuhan ekonomi Kaltim secara keseluruhan tahun (the whole year), lanjutnya, diharapkan mencapai di atas 5 persen.
Budi menyoroti tahun 2025 bukan masa yang mudah bagi Kaltim, karena tantangan utama justru datang dari moderasi di sektor-sektor kunci.
“Karena kita tahu bersama, ada penurunan di sisi konstruksi, kemudian di komoditas utama (pertambangan), dan juga beberapa hal lain seperti pergeseran anggaran karena adanya Pilkada, yang akan berdampak kepada percepatan realisasi pembangunan,” katanya.
Optimisme, menurutnya, dapat tumbuh menyusul upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendorong perekonomian pada Triwulan III dan IV.
“Penurunan batu bara awalnya karena dampak kebijakan perdagangan luar negeri Amerika Serikat yang meningkatkan pajak masuk, termasuk bagi China. Kebijakan itu mengurangi intensitas industri China,” ujarnya.
Penurunan intensitas industri di luar negeri menurunkan kebutuhan energi, termasuk impor batu bara dari Indonesia.
Selain dari China, penurunan permintaan juga muncul dari India sehingga semakin menurunkan perekonomian dari sektor tambang.
“Ya, itu tadi. Tahun kemarin, Kaltim sempat tumbuh di atas 6 persen. Nah, sekarang turun, antara lain karena dari tambang dan konstruksi tadi, yang dua-duanya turun cukup signifikan,” kata Budi.





