Psikolog: 15 Juta Remaja Bermasalah dengan Penyakit Mental Akibat Media Sosial

BOGOR – Seminar Parenting, bertema “Menjadi Orangtua Anti Galau di Era Digital Medsos yang Makin Wow” Yang digagas oleh para ibu kreatif GJB (Gerakan Jumat Bersedekah) pada Minggu, 15 Juni 2025, bertempat di Lapangan Serbaguna Perumahan Vila Gading Permata Kabupaten Bogor turut menghadirkan pembicara, Psikolog Trainer dan Coach dari Universitas Indonesia Dra. Yunilia Juhana Msi.

Dra Yunilia membeberkan, data 2022 saja sudah 15.5 juta remaja yang mengalami gangguan Kesehatan mental, Akibat banyak bermain gawai dan media sosial, Bagaimana dengan saat ini?

Yunilia merasa sedih dan khawatir sebab pengguna gawai (Ponsel Pintar) di Indonesia naik terus angkanya. Data 2022 saja menyebutkan Di rentan usia Remaja 10 – 17 tahun, akibat Penggunaan gawai (Ponsel Pintar) prosentase gangguan kesehatan adalah sebagai berikut:

1.Gangguan Kecemasan 3.7 Juta Remaja,

2.Gangguan Depresi mayor 1 juta remaja

3.Gangguan Prilaku 0.9 Juta remaja

4.Gangguan Post Traumatic Stress Disorder/PTSD 0.5 Juta remaja, dan

5.Gangguan Neurobiologis /ADHD sebanyak 0.5 Juta Remaja.

Psikolog Universitas Indonesia Dra.Yunilia Juhana Msi dalam Seminar Parenting  “Menjadi Orangtua Anti Galau di Era Digital Medsos Yang Makin Wow” Minggu, 15 Juni 2025, ini juga mengajak para peserta atau para orangtua mau ikut andil menjaga perilaku bermain gawai dengan cerdas, tidak di depan anak-anak, mau terus mengawal anak-anak dan remaja dengan menerapkan “digital detox yang kuat”, salah satunya dengan mengatur waktu bermain gawai secara disiplin.

Dalam kegiatan seminar parenting ini, para peserta yang hadir adalah warga Vila Gading Permata/Tamu Undangan, Seperti Kades Curug Kab Bogor, RW dan Para RT, Ketua serta Para Penasihat Paguyuban.

Sekitar hampir 80 warga yang hadir ikutan aktif berkomunikasi dan berdiskusi, bahkan mereka diminta mengisi kuesioner psikotest dengan cara mengenal karakter ayah dan ibu melalui warna-warna, diantaranya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan oranye.

Dari warna-warna tersebut dapat terbaca pola penyelesaian persoalan/minat dan ketrampilan dengan tingkat kedewasaan dan kematangan sebagai bentuk mengelola ego (tidak egosentris), sehingga dapat diperoleh pengendalian diri dan emosi.

Psikolog UI, Dra Yunilia menambahkan, terkait dengan era digital media sosial yang semakin populer, banyak juga kalangan yang memanfaatkan ponsel untuk berjualan dan berbisnis.

Oleh karena itu, Yunilia mengajak para orangtua untuk lebih sering berkumpul dan berkomunikasi dengan anak-anak di rumah, bisa saat makan bersama atau di saat kumpul keluarga.

Dra Yunilia juga mengingatkan tak perlu membuang waktu dengan melihat kehidupan orang lain melalui media sosial karena bisa berdampak pada psikologis diri masing-masing, Apalagi membuka status atau melihat update status orang lain.

Karena, menurutnya, hal itu bisa memicu kecanduan yang berujung pada tingkat stres atau emosional yang tinggi, jadi lebih baik dihindari.

Sementara itu Nurkhasanah atau yang akrab disapa Anna, selaku ketua Gerakan Jumat Bersedekah (GJB) Perum Vila Gading Permata 2024-2026 Curug Kabupaten Bogor mengatakan, seminar parenting ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman atau solusi terbaik kepada orangtua tentang dampak dan bahaya gawai serta media sosial kepada anak-anak.

Hal ini sangatlah genting, sebab jangan sampai anak-anak menjadi generasi yang tidak fokus, tidak kenal diri dan tujuan, serta tidak produktif bahkan bisa sakit mental.

 

Artikel Psikolog: 15 Juta Remaja Bermasalah dengan Penyakit Mental Akibat Media Sosial pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

 tangselxpress.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *