Program GENTING Sasar 229 Ribu Anak dengan 15 Ribu Orang Tua Asuh

JAKARTA – Sebagai upaya mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN) terus mendorong kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan pentahelix.

Salah satu langkah strategis adalah penguatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang kini telah mencakup 229 ribu anak dengan 15 ribu orang tua asuh di seluruh Indonesia.

“Ini merupakan konsep pentahelix untuk mencapai tujuan bersama,” ujar Menteri Dukbangga/Kepala BKKBN, Wihaji saat membuka kegiatan ‘Konsolidasi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat serta Rekonsiliasi Data Orang Tua Asuh Cegah Stunting’, Kamis (17/7/2025)..

“Target kita satu juta penerima manfaat, saat ini sudah mencakup 229 ribu anak asuh dari 15 ribu orang tua asuh. Kalau kita kalkulasikan sekarang kita sudah bantu 266 milyar rupiah yang sudah kita berikan kepada rakyat Indonesia yang membutuhkan,” sambungnya.

Mengacu pada data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting nasional masih berada di 19,8%. Ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah untuk terus mengintensifkan intervensi spesifik dan sensitif, terutama pada periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Program GENTING menjadi bentuk intervensi nyata bagi keluarga yang rentan stunting melalui bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Baik nutrisi, edukasi, hingga perbaikan lingkungan. Bentuk dukungan mencakup penyediaan makanan bergizi, layanan kesehatan, bedah rumah, air bersih, hingga fasilitas sanitasi.

Sebagai wujud nyata kolaborasi, Kemendukbangga/BKKBN juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Nota Kesepahaman (MoU) dengan sejumlah mitra strategis: Yayasan Kitabisa, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Yayasan Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat, Rotary International District 3410 dan 3420, serta LAZISMU.

Menteri Wihaji menegaskan bahwa seluruh bantuan dari orang tua asuh harus disampaikan langsung kepada penerima manfaat. “Bantuan harus langsung diberikan kepada rakyat tanpa melalui pihak ketiga untuk menghindari gratifikasi,” pesannya.

Dalam kesempatan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN juga memperkenalkan ‘Dashboard GENTING’, sebagai data tunggal Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang menjadi dasar pengendalian program. Menteri Wihaji menekankan pentingnya validitas data dan pelaporan yang sistematis oleh Tim Pengendali GENTING di seluruh Indonesia.

“Hari ini kita mengumpulkan Tim Pengendali GENTING se-Indonesia, untuk memberikan laporan dan evaluasi. Sehingga apa yang menjadi amanah dari orang tua asuh nanti bisa dikontrol. Kalau ada masalah diselesaikan, dan kita pertanggungjawabkan,” jelasnya.

Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat, Sukaryo Teguh Santoso turut menekankan bahwa program ini tidak boleh berhenti pada tataran wacana.

“Para pengampu program harus punya output yang jelas, sehingga implementasi kebijakan dari nasional hingga ke daerah berjalan selaras. Ingat, teman-teman di sini punya tugas tidak ringan karena harus ditindaklanjuti secara konkret,” tutur Sukaryo.

Melalui kegiatan ini, Kemendukbangga/BKKBN berharap akan lahir sinergitas yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan unggul, bebas dari stunting.

Artikel Program GENTING Sasar 229 Ribu Anak dengan 15 Ribu Orang Tua Asuh pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

 tangselxpress.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *