Artis Keira Shabira Ajak Keluarga UIN Nonton Film Dua Surga Dalam Cintaku

dua surga dalam cintaku
(ki-ka): Kheira Sabira, Yogi Wegner, dan Etty Said Alkadrie. Foto: DSDC Official

KOTA TANGSEL– Eksekutif Produser Film Dua Surga Dalam Cintaku (DSDC) Etty Said Alkadrie mengakui, film DSDC sangat kental dengan nuansa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Etty menyebut, nuansa UIN dalam film genre religi romantis ini sangat kental. Yang pertama adalah sang penulis novel DSDC, yaitu almarhum Atho Al Rahman adalah alumnus UIN. Atho atau yang lebih dikenal dengan sebutan Aco dulunya adalah mahasiswa Fakultas Adab universitas Islam terbesar di Indonesia itu.

Bacaan Lainnya

“Film ini juga mengambil syuting di UIN. Dan bahkan, ada pemeran dari UIN juga, yaitu Prof Euis Amalia dan beberapa mahasiswa di sini,” kata Etty dalam acara Film DSDC Goes to Campus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Ciputat, Tangsel, Senin (26/2).

Di acara tersebut, hadir artis Kheira Sabira pemeran Husna. Kemudian, Yogi Wegner pemeran Erwin yang menjadi tokoh antagonis dalam film tersebut. Selain artis, sutradara Kiki Nuriswan juga ikut hadir meramaikan acara yang diikuti ratusan mahasiswa itu.

“Film ini sangat UIN ya. Jadi rugi banget kalau mahasiswa UIN tidak sampai nonton. Karena di film ini tokoh utamanya juga bercerita tentang mahasiswa UIN yang sangat berprestasi,” terang Etty Said Alkadrie.

Sementara itu, Kheira Sabira mengakui, memerankan Husna dalam film tersebut membutuhkan energi yang luar biasa. Husna dalam film itu digambarkan sebagai wanita yang sabar, ikhlas dan sangat mencintai suaminya Arham yang diperankan Aliff Alli, artis asal Malaysia.

Kheira juga menegaskan, film DSDC bukanlah film bertema poligami seperti yang dibayangkan banyak orang. “Ini film yang sangat berbeda ya, jadi sangat layak untuk ditonton,” kata Kheira yang di acara itu mengenakan hijab warna putih.

Hal yang sama disampaikan Yogi Wegner. Menurutnya, film DSDC adalah film yang sangat berbeda dengan film religi lainnya.

“Ada pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini,” kata Yogi.

Sang sutradara Kiki Nuriswan menegaskan, selain jalan ceritanya yang sangat menarik, film ini memiliki keunggulan dibandingkan film religi romantis lainnya.

DSDC, kata dia, merupakan film Indonesia pertama yang syuting di Mekkah, Madinah dan Taif. Bahkan, kata Kiki, ada dialog antara Husna dan Arham di Bukit Safa-Marwa yang selama ini belum pernah dilakukan oleh PH lain di Indonesia.

“Dialog mereka sangat romantis,” kata Kiki.

Sementara itu Profesor Euis Amalia yang juga guru besar FEB UIN Syarif Hidayatullah mengakui, film DSDC memang kental dengan unsur UIN.

Jadi menurutnya, semua civitas akademika serta alumnus UIN wajib nonton film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, yaitu Dua Surga Dalam Cintaku.

“Penulis novel (Atho Al Rahman) yang diangkat dalam film ini adalah alumnus kampus ini. Hebatnya, kang Atho telah menelorkan tiga novel yang semuanya akan difilmkan. Ini sangat luar biasa,” kata Euis.

Sinopsis

Film Dua Surga Dalam Cintaku menceritakan tokoh Arham, seorang mahasiswa tingkat akhir dari Universitas Islam Negeri yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan.

Arham mempunyai teman kecil bernama Husna di kampung halaman di Bogor. Mereka diam-diam saling mencintai. Sampai suatu hari mereka saling menyadari bahwa telah jatuh cinta. Mereka melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Ternyata, Husna mempunya penyakit akut, yaitu kanker otak. Husna juga divonis hidupnya tidak akan lama. Arham bertekad untuk menemani Husna sampai akhir hayatnya. Husna dan keluarganya mendorong Arham untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan berat hati, akhirnya Arham move on berpisah dengan istri tercinta untuk menyelesaikan studinya.

Zilka seorang wanita muda yang sempat terjerumus ke dunia hitam, berusaha untuk berhijrah ke jalan yang benar. Dia membutuhkan seorang lelaki yang bisa dijadikan pembimbing ke kehidupannya yang lebih baik. Pertemuannya dengan Arham, memberi harapan kepada Zilka lelaki yang diharapkan menjadi pembimbing hidupnya. Arham dengan segala kebaikan hatinya dihadapkan kepada dilema untuk memberikan kebaikan kepada semua orang di sekelilingnya.

Kehadiran Erwin seorang psikopat dari masa lalu Zilka menambah kompleksnya masalah yang dihadapi Zilka dan Arham.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *