Pakar UGM: Remaja Bernegara Jadi Contoh Pendidikan Politik

JAKARTA-Apresiasi positif terus berdatangan atas diluncurkannya Program ’’Remaja Bernegara’’ oleh Partai Nasdem. Kali ini, dukungan itu datang dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM) Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D. Apa yang dilakukan Partai Nasdem dinilainya menjadi bagian untuk mengembalikan fungsi dasar partai politik yang sering dilupakan.

’’Ini (Program RBN, Red) bisa menjadi langkah positif untuk kesadaran partai-partai politik di Indonesia bahwa ada tanggung jawab juga bagi partai politik untuk melakukan pendidikan politik bagi semua warga negara, termasuk anak muda, sehingga perlu dikemas dengan cara itu,’’ kata Wawan dalam keterangannya di Jogja, kemarin.

Bacaan Lainnya

Lebih jauh Wawan menjelaskan, partai politik merupakan pilar penting demokrasi. Dalam peranannya sebagai pilar demokrasi, partai politik mempunyai banyak peran atau tanggung jawab. Bukan hanya terkait instrumen, kendaraan, atau agensi untuk melakukan pertarungan kekuasaan, menjadi bagian dari pertarungan kekuasaan, atau merebut kekuasaan, tetapi lebih dari itu partai politik memiliki fungsi untuk melakukan pendidikan bagi masyarakat.

Peran untuk melakukan fungsi pendidikan politik ini sangat penting. Politik education, politik empowerment, dan civic education perlu dibangun dalam konteks partai politik. ’’Selama ini, partai politik di Indonesia seolah-olah hanya menjadi alat atau kendaraan untuk merebut kekuasaan dan sumber daya. Padahal, fungsi partai politik lebih dari itu, ada fungsi yang lebih dari itu,’’ kata Wawan.

Fungsi kedua partai politik adalah melakukan kaderisasi. Indonesia ini sistem kepartaiannya masih terjebak pada sistem kartel. Kartel yang dimaksud di sini adalah partai politik, menjadi wadah bagi siapa pun, tanpa ada karakteristik ideologi arau arah jelas partai politik ini mau apa.
Karena itu, fungsi kaderisasi ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, sehingga nantinya menghasilkan tokoh-tokoh, figur-figur, dan calon-calon politisi yang memiliki pemahaman jauh lebih komprehensif terkait sistem ketatanegaraan, fungsi-fungsi yang menjembatani antara masyarakat dan negara, fungsi-fungsi untuk melakukan agregasi dan artikulasi kepentingan masyarakat.

‘’Ini fungsi partai politik yang bisa dilakukan dengan mengembangkan model-model pengaderan. Apa yang dilakukan Nasdem dengan meluncurkan program Remaja Bernegara menjadi bagian dari kaderisasi proses politik,’’ jelas Wawan.

Pendidikan politik dan kaderisasi politik menjadi dua hal penting. Di luar itu kalau kita belajar politik di banyak negara, profesionalitas dalam mengelola partai politik menjadi sangat penting. Salah satu bentuk profesionalisasi adalah partai politik mempunyai sayap pengaderan untuk melakukan kegiatan-kegiatan fungsi-fungsi regenerasi partai politik.

Negara Eropa misalnya, Partai Sosial Demokrat mempunyai sayap khusus untuk melakukan pengaderan dari sisi anak muda. Di Norwegia dan Australia rata-rata punya sayap anak muda.

Yang dilakukan Partai Nasdem melalui Remaja Bernegara, kata Wawan, merupakan bentuk regenerasi politik ke depan dan sebaiknya dilembagakan. Kelak, mereka siap mengambil alih kepemimpinan partai, menjadi bagian dari proses menjalankan politik secara benar, dan harus menjadi kandidat politik di semua organisasi, baik di legislatif maupun eksekutif.

’’Jadi Nasdem telah melakukan pendidikan politik, kaderisasi politik, yang tentu ada aspek ideologi yang bukan hanya perebutan kekuasaan, tetapi untuk pertanggungjawaban politik dari organisasi partai politik,’’ jelas Wawan.

Wawan berpesan agar anak muda jangan sampai antipolitik dan apolitis. Harus ada pemahaman bahwa politik itu sesuatu yang baik, bukan sekadar berebut kekuasaan. Dengan politik kita bisa memastikan cara mengelola institusi publik kepentingan, dan sumber daya untuk kemanfaatan masyarakat lebih luas.

Oleh karena itu, bagi generasi muda penting untuk memahami suatu saat pada masanya mereka harus menjadi bagian dari regenerasi kepemimpinan.

’’Ada elemen-elemen kebjiakan, tanggung jawab sosial, tanggung jawab sebagai warga negara untuk bisa memastikan agar pengelolaan sumber daya bersama benar-benar untuk kesejahteraan dan kemanfaatan rakyat,’’ pesan Wawan.

Langkah semacam itu tidak bisa tiba-tiba muncul. Empati sosial harus dibangun sejak awal. Perlu dibangun juga bahwa dalam konteks membangun empati sosial dan solidaritas, anak muda dengan inisiatif-inisiatif yang dibuat oleh Nasdem bukan hanya berbicara tentang prosedur pengambilan kebijakan, tetapi substansi kebijakannya apa yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat dan ideologi.

Sebagai informasi, Remaja Bernegara, merupakan model Parlemen untuk remaja usia 13-19 tahun. Mereka akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti simulasi menjadi anggota dan pimpinan DPR, LSM, Masyarakat, hingga menjadi Kepala Daerah dan Menteri. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *