Vale Keruk Pendapatan Rp4,6 Triliun di Triwulan Ketiga 2025

vale indonesia
Foto: Vale Indonesia

RISKS.ID – Perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi PT Vale Indonesia Tbk mencatat pendapatan sebesar USD 278,6 juta atau Rp4,6 triliun (kurs Rp16.630) pada triwulan ketiga 2025, dengan harga rata-rata realisasi nikel matte USD 12.272 per ton.

“Kinerja kami mencerminkan dedikasi tim kami dan ketangguhan operasi kami dalam terus beradaptasi dan memberikan nilai di tengah dinamika pasar,” ucap Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Vale Bernardus Irmanto, dikutiip dari kantor berita Antara, Kamis (30/10).

Bacaan Lainnya

Untuk periode sembilan bulan, total pendapatan mencapai USD 705,4 juta atau sekitar Rp11,73 triliun, relatif sejalan dengan USD708,6 juta yang tercatat pada periode yang sama tahun 2024.

Perseroan juga mencatat peningkatan signifikan dalam profitabilitas, dengan EBITDA naik menjadi USD74,6 juta pada triwulan ketiga 2025 dari USD40 juta pada triwulan kedua 2025, dan laba bersih meningkat menjadi USD27,2 juta dari USD3,5 juta pada triwulan sebelumnya.

Bernardus menilai capaian-capaian tersebut didukung oleh peningkatan kinerja produksi dan keberhasilan dimulainya operasi di lokasi Bahodopi.

Produksi nikel dalam matte mencapai 19.391 metrik ton. Untuk sembilan bulan pertama tahun 2025, total produksi mencapai 54.975 metrik ton.

Selain operasi utama nikel matte, lanjut dia, PT Vale juga memperkuat portofolio komersial dengan penjualan perdana bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi dan Pomalaa. Awalnya direncanakan pada triwulan keempat, namun tambang Bahodopi berhasil melakukan pengiriman lebih awal pada Juli 2025.

Selama periode sembilan bulan, total penjualan bijih nikel saprolit mencapai 896.263 metrik ton basah.

“Kami juga mulai melihat kontribusi dari penjualan bijih saprolit Bahodopi, yang memperkuat kekuatan portofolio kami yang terdiversifikasi,” ucap Direktur dan Chief Financial Officer PT Vale Rizky Putra.

Per 30 September 2025, kas dan setara kas PT Vale tercatat sebesar USD496,3 juta, dibandingkan USD506,7 juta pada akhir Juni. Belanja modal selama periode sembilan bulan mencapai USD331,4 juta, lebih tinggi dibandingkan USD200,9 juta pada tahun sebelumnya, mencerminkan percepatan kemajuan proyek Bahodopi dan Pomalaa.

“PT Vale terus berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang, dengan berpedoman pada prinsip pertambangan yang bertanggung jawab dan keunggulan operasional,” kata dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *