RISKS.ID – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyalurkan pendanaan kepada lembaga penyalur pembiayaan perumahan hingga kuartal III 2025 sebesar Rp14,53 triliun melalui skema sekuritisasi maupun pembiayaan.
Secara kumulatif, dana yang SMF salurkan ke pasar pembiayaan primer sejak perusahaan berdiri hingga September 2025 mencapai Rp135,23 triliun, terdiri dari Rp14,21 triliun melalui sekuritisasi dan Rp121,02 triliun melalui pembiayaan.
“Di tahun 2024 kita bisa mencapai Rp17 triliun (pendanaan kepada lembaga penyalur). Di tahun 2025 sampai dengan September itu Rp14,5 triliun. Harapannya sampai dengan akhir tahun ini tembus di atas angka 2024,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF Bonai Subiakto dalam konferensi pers di Surakarta, Jumat (14/11) malam.
Sementara itu, total pendanaan yang dihimpun SMF dari pasar modal maupun sumber pendanaan lainnya mencapai sekitar Rp10 triliun hingga September 2025. Secara akumulatif sejak awal berdiri, SMF telah menerbitkan surat utang sebanyak 73 kali dengan nilai total Rp74,87 triliun.
Bonai mencatat bahwa perseroan terus menjaga keberlangsungan kinerja keuangan yang positif, dengan mencatatkan aset sebesar Rp53,66 triliun per kuartal III 2025 atau tumbuh 6,7 persen year-on-year (yoy). Pada periode yang sama, liabilitas tercatat sebesar Rp32,76 triliun dan ekuitas sebesar Rp20,91 triliun.
Dari sisi pendapatan, SMF memperoleh pendapatan sebesar Rp2,43 triliun per akhir September 2025. Dengan kinerja positif itu, laba bersih perseroan tumbuh 3 persen yoy menjadi Rp432 miliar.
Berbagai indikator keuangan juga menunjukkan capaian yang solid, di mana return on assets (ROA) tercatat sebesar 1,07 persen, return on equity (ROE) berada pada level 2,82 persen, serta profit margin mencapai 17,68 persen.
Rasio non-performing loan (NPL) berada pada level sangat rendah, yakni 0,003 persen, mencerminkan kualitas portofolio KPR yang didanai perseroan tetap terjaga baik.
Dalam mendorong program 3 juta rumah, SMF berpartisipasi secara aktif di dalam dua produk, yakni penyaluran porsi 25 persen FLPP serta KPR Mikro Perumahan yang saat ini dinamakan Griya Tunas.
Sejak 2018 hingga kuartal III 2025, SMF telah menyalurkan porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP mencapai Rp29,92 triliun atau setara dengan 797.120 unit rumah.
Penyaluran itu merupakan hasil leveraging sebesar 1,6 kali dari PMN yang diterima SMF melalui penerbitan surat utang senilai Rp17,94 triliun. Hal itu selaras dengan mandat SMF sebagai alat fiskal pemerintah dalam mendukung percepatan pengentasan backlog perumahan.
Dalam menjalankan mandat sebagai alat fiskal, SMF sebagai special mission vehicle pemerintah terus memperluas inisiatif untuk memperkuat akses pembiayaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Upaya itu dilakukan tidak hanya melalui KPR FLPP, tetapi juga melalui pengembangan produk pembiayaan mikro perumahan yang menyasar masyarakat berpenghasilan tidak tetap atau pekerja sektor informal.
Skema itu membantu masyarakat melakukan renovasi atau perbaikan hunian agar lebih layak huni dan dapat dijadikan sebagai tempat usaha, sekaligus membuka akses ke pembiayaan yang aman dan terjangkau.
Pada 1 Juni 2025, program mikro perumahan atau Griya Tunas menjadi salah satu capaian program 3 juta rumah. Griya Tunas diharapkan menjadi salah satu solusi backlog kelayakan hunian yang berdasarkan data Susenas BPS 2024 yang berjumlah 25,3 juta.
Adapun sepanjang tahun 2025, SMF bersama lembaga keuangan telah menyalurkan pembiayaan mikro perumahan atau Griya Tunas sebanyak 36.545 rumah dari target yang diberikan pemerintah sebesar 50.000 rumah yang mendapatkan akses pembiayaan renovasi hunian.





