IFG Life Ubah Susunan Direksi setelah Akuisisi Mandiri Inhealth

Direktur Utama IFG Life Budi Tua Arifin Tampubolon
Direktur Utama IFG Life Budi Tua Arifin Tampubolon yang baru menjabat sejak 27 Juni 2024. Foto: IFG Life.

JAKARTA-PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau Indonesia Financial Group (IFG) dan PT Bahana Kapital Investa selaku pemegang saham PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) merombak jajaran direksi IFG Life setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth.

Berdasarkan Salinan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT Asuransi Jiwa IFG Nomor: 11/KepSir-PS/BPUI/VI/2024 dan Nomor: 009/BKI/06/2024, mantan Direktur Utama Mandiri Inhealth Budi Tua Arifin Tampubolon ditunjuk sebagai direktur utama baru IFG Life per 27 Juni 2024.

Bacaan Lainnya

“Dengan komposisi Direksi saat ini, kami berharap IFG Life dapat terus memperluas cakupan bisnis asuransi berbasis proteksi dalam memenuhi kebutuhan produk dan layanan asuransi masyarakat,” ujar Sekretaris Perusahaan IFG Oktarina Dwidya Sistha dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (28/6).

Ia mengatakan, pihaknya juga berharap perubahan susunan direksi tersebut dapat mendorong IFG Life tumbuh lebih sehat, besar, dan sustain.

Menurutnya, perombakan direksi IFG Life merupakan salah satu bentuk komitmen IFG sebagai holding dalam meningkatkan kinerja, tata kelola, manajemen risiko, dan memastikan strategi lini bisnis berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Berikut adalah susunan dewan direksi IFG Life terbaru:
Budi Tua Arifin Tampubolon: Direktur Utama
Eli Wijanti: Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Iskak Hendrawan: Direktur Operasional
Fabiola Noralita: Direktur Bisnis Individu
Bugi Riagandhy: Direktur Bisnis Korporasi
Ryan Diastana Firman: Direktur Keuangan
Mufri Dharmawan: Direktur Investasi

“Kami mendukung penuh kinerja Direksi IFG Life saat ini untuk membawa perubahan positif perusahaan di industri asuransi serta berkontribusi nyata bagi masyarakat,” kata Oktarina.

IFG Life telah merampungkan akuisisi saham Mandiri Inhealth dengan menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 80 persen. Langkah tersebut menjadikan perseroan sebagai pemilik nilai pendapatan premi bisnis baru yang disetahunkan (Annualized Premium Equivalent/APE) terbesar pada kuartal I 2024 di industri, yakni Rp1,7 triliun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *