RISKS.ID – Penyakit liver atau gangguan pada organ hati masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang kerap tidak disadari oleh penderitanya. Banyak kasus terdeteksi ketika kondisinya sudah cukup parah.
Para ahli kesehatan mengingatkan bahwa sejumlah tanda pada tubuh sebenarnya bisa menjadi sinyal awal gangguan hati, dan masyarakat diimbau untuk lebih peka mengenalinya.
1. Mata dan Kulit Menguning
Salah satu ciri paling umum adalah jaundice, yakni perubahan warna mata dan kulit menjadi kekuningan. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan bilirubin, pigmen kuning yang tidak dapat diproses dengan baik oleh hati ketika sedang terganggu.
2. Perut Membesar atau Terasa Penuh
Pembesaran perut atau asites dapat muncul pada penderita penyakit liver. Penumpukan cairan di rongga perut menyebabkan tampilan perut seperti membuncit, keras, dan terasa sesak, meski tidak selalu disertai kenaikan berat badan.
3. Mudah Lelah dan Lemah
Gangguan pada organ hati berdampak pada metabolisme tubuh. Banyak penderita mengeluhkan kelelahan ekstrem, lemah, atau sulit berkonsentrasi meski tidak melakukan aktivitas berat.
4. Mual, Muntah, dan Nafsu Makan Menurun
Hati yang bermasalah dapat menyebabkan saluran pencernaan ikut terpengaruh. Gejala yang sering ditemui antara lain mual berkepanjangan, muntah, hilangnya nafsu makan, hingga penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas.
5. Urine Gelap dan Feses Berwarna Pucat
Produksi bilirubin yang tidak normal juga memengaruhi warna urine dan feses. Penderita sakit liver sering mengalami urine berwarna kuning pekat seperti teh dan feses yang tampak pucat atau abu-abu.
6. Pembengkakan pada Kaki dan Pergelangan
Selain perut, cairan juga dapat menumpuk di bagian kaki. Edema atau pembengkakan di area betis dan pergelangan kaki menjadi tanda lain yang sering muncul, terutama pada tahap lanjut.
7. Perubahan Kondisi Kulit
Kulit penderita gangguan liver dapat menunjukkan gejala tertentu, antara lain:
Gatal-gatal berkepanjangan,
Memar lebih mudah,
Muncul pembuluh darah kecil berbentuk seperti jaring laba-laba (spider angioma).
8. Bau Napas yang Khas
Beberapa pasien mengalami bau napas manis atau menyengat yang dikenal sebagai fetor hepaticus. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan metabolisme tubuh akibat fungsi hati yang menurun.
9. Gangguan Mental dan Kebingungan
Pada kondisi yang lebih serius, penumpukan racun dalam tubuh dapat memengaruhi fungsi otak. Gejala seperti kebingungan, perubahan perilaku, sulit fokus, hingga mengantuk berlebihan dapat mengindikasikan hepatic encephalopathy.
Waspada Gejala, Segera Periksa Bila Muncul Keluhan
Para praktisi kesehatan menegaskan bahwa ciri-ciri di atas tidak selalu berarti seseorang pasti menderita sakit liver, namun menjadi tanda yang penting untuk diperhatikan. Pemeriksaan medis seperti tes darah fungsi hati dan USG diperlukan untuk memastikan kondisi sebenarnya.
Masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup sehat, termasuk membatasi konsumsi alkohol, makanan berlemak, serta menghindari penggunaan obat tanpa pengawasan tenaga medis.
Penyakit liver dapat terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat, infeksi virus, konsumsi obat berlebihan, hingga paparan zat beracun. Meskipun beberapa faktor risiko tidak bisa dihindari sepenuhnya, sebagian besar kasus bisa dicegah melalui kebiasaan sehari-hari.
1. Jaga Pola Makan Sehat
Kurangi makanan berlemak jenuh, gorengan, makanan cepat saji.
Perbanyak sayur dan buah, terutama yang kaya antioksidan.
Konsumsi protein sehat dari ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan.
Batasi konsumsi gula berlebih untuk mencegah penumpukan lemak di hati (fatty liver).
2. Hindari Alkohol
Alkohol merupakan penyebab umum kerusakan hati seperti fatty liver, hepatitis alkoholik, dan sirosis. Cara terbaik mencegah kerusakan adalah mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol.
3. Batasi Obat yang Tidak Perlu
Beberapa obat dapat membebani kerja hati bila dikonsumsi dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan dokter.
Jangan mengonsumsi obat bebas secara berlebihan.
Berhati-hatilah terhadap jamuan herbal yang tidak terstandar, karena beberapa dapat bersifat toksik bagi hati.
4. Vaksinasi Hepatitis
Vaksin hepatitis A dan B sangat efektif mencegah infeksi virus penyebab penyakit liver.
Hepatitis B, khususnya, dapat berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
5. Jaga Berat Badan Ideal
Obesitas meningkatkan risiko non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD).
Rutin olahraga 30 menit per hari.
Atur pola makan seimbang untuk menurunkan penumpukan lemak di hati.
6. Hindari Paparan Zat Beracun
Zat kimia seperti bahan pembersih, pestisida, atau asap industri dapat meracuni hati.
Gunakan masker atau sarung tangan saat bekerja dengan bahan kimia.
Pastikan ventilasi ruangan baik.
7. Jaga Kebersihan dan Hindari Infeksi
Untuk mencegah hepatitis:
Cuci tangan sebelum makan.
Hindari penggunaan jarum suntik tidak steril.
Jangan berbagi pisau cukur, sikat gigi, atau alat manicure yang berpotensi terkontaminasi darah.
8. Rutin Periksa Kesehatan
Tes seperti fungsi hati (SGOT, SGPT), USG perut, atau pemeriksaan hepatitis dianjurkan terutama bagi yang memiliki risiko tinggi.
Pemeriksaan rutin membantu menemukan tanda awal gangguan liver sebelum menjadi parah.
9. Perbanyak Minum Air
Air membantu metabolisme tubuh dan mendukung detoksifikasi alami.
Target 6–8 gelas air per hari atau sesuai kebutuhan tubuh.
10. Kelola Stres
Stres berkepanjangan dapat memengaruhi metabolisme dan gaya hidup, yang akhirnya berdampak pada kesehatan hati.
Lakukan relaksasi, tidur cukup, dan aktivitas yang menurunkan tekanan mental.





